Leica itu kamera simpanan para fotografer, yang saya tahu seperti kamera idaman yang bikin penasaran sebagian besar penggemar fotografi. Masalahnya harga kamera Leica itu fantastis, rasanya tidak realistis untuk menjadikannya sebagai incaran.
Terima kasih sebanyak-banyaknya untuk Xiaomi, berkat kolaborasinya dengan Leica, mereka membawa “Leica Look” ke kamera smartphone. Wah ada label optik Leica, smartphone Xiaomi jadi mahal dong?
Ternyata tidak, Xiaomi malah memasukkan smartphone semi flagship-nya untuk Indonesia. Semi flagship itu sama dengan segmen kelas menengah atas sehingga jangkauannya lebih luas, yaitu Xiaomi 13T yang dijual seharga Rp6.499.000.
Pertanyaannya seberapa dekat “Leica Look” di Xiaomi 13T dan saya juga punya beberapa tips untuk mengoptimalkannya. Jadi, simak review Xiaomi 13T berikut ini sampai habis.
Leica Authentic Xiaomi 13T
Saat pertama kali membuka aplikasi kamera di Xiaomi 13T, kita diberikan dua pilihan style utama yaitu Leica Authentic dan Leica Vibrant untuk foto warna standar. Bila ingin mengejar “Leica Look” dengan warna khas Leica yang cenderung lebih jenuh dan kontras yang sedikit lebih tinggi, maka pilih Leica Authentic.
Selain Leica Authentic dan Leica Vibrant, Xiaomi 13T juga punya enam filter Leica tambahan yang bisa pengguna eksplorasi. Meliputi dua filter warna, Leica VIV dan Leica NAT. Serta, empat filter hitam putih termasuk Leica BW NAT, Leica BW HC, Leica Sepia, dan Leica Blue.
Bagi saya, foto yang dihasilkan oleh Xiaomi 13T ini terlihat menyenangkan dan untuk menambah kepekatan warna saya menurunkan sedikit exposure sekitar -0.3 atau -0.7. Biar bisa pamer di Instagram, kita juga bisa mengaktifkan watermark yang menampilkan logo merah Leica dan setelan kamera.
Bulan Oktober lalu, saya ikut acara Xiaomi Masterclass: Media Workshop with Xiaomi 13T di Solo, Jawa Tengah. Bersama Beawiharta, salah satu “The Masterminds” dibalik Xiaomi 13T, di sini kami didorong untuk mengoptimalkan Xiaomi 13T dengan membuat foto yang bercerita.
Salah satu tips untuk memperkuat cerita adalah melengkapi variasi foto yang mencakup tiga jenis shot yaitu landscape, medium, dan detail. Ini ada hubungannya dengan konfigurasi tiga kamera belakang Xiaomi 13T yang kuat.
Pertama kamera utamanya mengandalkan sensor gambar 50MP Sony IMX707, berukuran cukup besar 1/1.28 inci dengan 1.22µm. Berpasangan dengan lensa wide Leica Summicron 24mm, aperture f/1.9, PDAF, dan dilengkapi OIS. Hasil foto Xiaomi 13T sebagai berikut:
Kemudian ada sensor gambar 50MP dengan OmniVision OVD50D, lensa telephoto 50mm yang memberikan kemampuan 2x optical zoom, berukuran 1/2.88 inci dengan piksel 0.61µm, aperture f/1.9, dan PDAF. Serta kamera 12MP dengan OmniVision OV13B berukuran 1/3.06 inci, piksel 1.12µm, lensa ultrawide 15mm, dan aperture f/2.2.
Untuk bikin konten video, Xiaomi 13T dapat merekam video hingga resolusi 4K 30fps dan 1080p pada 30fps atau 60fps. Sedangkan kamera depan 20MP-nya hanya sampai 1080p 30fps saja. Fitur video yang menarik ada HDR10+ di pengaturan kamera dan LOG di mode Pro.
Bertenaga Chipset MediaTek Dimensity 8200 Ultra
Dalam hal kekuatan, Xiaomi 13T belum kebagian chipset flagship seri Dimensity 9000 dari MediaTek, tetapi dapat yang di bawahnya yakni seri Dimensity 8000. Tepatnya Dimensity 8200 Ultra, model tertinggi dalam serinya yang didesain untuk perangkat Xiaomi.
SoC ini dibuat pada proses teknologi 4nm, di dalamnya terdapat CPU octa-core yang terdiri dari satu empat inti performa berbasis Cortex-A78, satu dengan kecepatan clock 3.1 GHz dan tiga inti lainnya pada 3.0 GHz. Bersama empat inti efisiensi Cortex-A55 pada 2.0 GHz dan GPU Mali-G610 MC6.
Konfigurasi memorinya lapang, dengan RAM LPDDR5 berkapasitas 12GB dan ditambah opsi memory extension hingga 7GB. Penyimpanan internalnya tipe UFS 3.1 dikasih 256GB, tetapi tidak mendukung slot microSD. Baterainya 5.000 mAh dengan dukungan pengisian daya cepat 67W yang dapat mengisi penuh dalam 42 menit.
Berikut hasil benchmark Xiaomi 13T:
- AnTutu 10 882.055
- 3DMark Wild Life 5.897
- 3DMark Wild Life Extreme 1.571
- PCMark Work 3.0 13.162
- Geekbench 6 Single-core 990
- Geekbench 6 Multi-core 3.184
- Geekbench 6 GPU Compute 3.393
Dengan kombinasi tersebut, Xiaomi 13T memang layak disebut semi flagship dan mampu menjalankan sistem operasi MIUI 14 yang berbasis Android 13 dengan lancar. Perangkat ini bisa dipakai jangka panjang berkat dukungan pembaruan Android empat tahun dan pembaruan keamanan lima tahun.
Untuk kelancaran bermain game, Dimensity 8200 Ultra dibekali teknologi gaming MediaTek HyperEngine 6.0. Game Mobile Legends: Bang Bang dapat dimainkan dengan pengaturan mentok rata kanan, dengan frame rate dan kualitas grafis level ultra.
Layar AMOLED 12 bit 144Hz
Selain sistem kamera dengan lensa Leica dan ditenagai chipset 5G MediaTek Dimensity 8200 Ultra, pengalaman flagship juga dihadirkan pada spesifikasi layarnya. Ukurannya 6,67 inci dengan resolusi lebih tinggi yakni 1220×2712 piksel dalam rasio aspek 20.01:9, tingkat kerapatannya sekitar 446 ppi.
Layarnya menggunakan panel AMOLED 12 bit yang mampu menampilkan 68 miliar warna, mendukung HDR10+, dan Dolby Vision. Bagi pengguna Netflix, perlu langganan paket premium agar benar-benar merasakan keunggulannya, streaming film HDR makin mantap karena kecerahan mode auto 1.200 nits dan bahkan puncaknya sampai 2.600 nits.
Fitur color scheme di pengaturan layar menawarkan beberapa mode layar. Mencakup vivid yang direkomendasikan, saturated, original color, dan advanced settings yang bisa disesuaikan lebih jauh dengan selera. Fitur layar seperti dark mode dan reading mode juga bisa dijadwalkan, serta punya peredupan PWM frekuensi tinggi pada 2.880Hz.
Tidak hanya memanjakan para pecinta film, layar Xiaomi 13T juga memiliki fitur yang diinginkan oleh para gamer yaitu refresh rate hingga 144Hz. Ditambah touch sampling rate di angka 480Hz untuk respons yang cepat saat bermain game kompetitif.
Warna Meadow Green dengan Sentuhan Seperti Kaca
Xiaomi 13T mengusung desain layar datar yang dipadukan dengan punggung yang agak melengkung pada tepi samping dan dipoles dalam tiga pilihan warna. Mulai dari Alpine Blue dengan kulit vegan yang bertekstur, sedangkan untuk warna Meadow Green dan Black punya sentuhan glossy seperti kaca.
Unit review Xiaomi 13T yang saya uji di sini berwarna Meadow Green, tetapi yang saya lihat lebih dekat seperti biru laut pastel dan warna hijaunya baru terlihat sedikit ketika dimiringkan. Bodinya sudah tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68 dan berlapis Gorilla Glass 5 pada bagian muka.
Desain modul kamera belakangnya cukup menarik dalam sebuah kotak bingkai hitam, ada keterangan Leica-nya di sana di samping cincin lensa wide dan telephoto yang cukup besar. Sensor sidik jarinya berada di bawah layar dan dilengkapi fitur NFC.
Ke sekeliling, tombol power dan volume ada di kanan. Bagian di atas bisa dijumpai IR blaster, serta mikrofon dan speaker sekunder. Sedangkan di bawah menampung SIM tray, mikrofon, port USB-C, dan speaker utama.
Verdict Review Xiaomi 13T
Harus diakui, pengalaman penggunaan yang diberikan oleh Xiaomi 13T sangat mendekati smartphone flagship yang sebenarnya. Sebagai smartphone kelas menengah atas, harga jualnya pun tidak kelewat mahal, masih di angka Rp6.499.000 dengan banyak fitur unggulan.
Tentu yang paling menjual adalah sistem kamera belakang dengan lensa Leica, konfigurasinya kuat mencakup lensa wide, ultrawide, dan telephoto. Kamera utamanya pakai sensor gambar 50MP Sony IMX707 yang juga dipakai pada seri flagship Xiaomi 13 dengan OIS, Leica Authentic dan Leica BW-nya sangat menawan, serta mendukung format foto Raw lewat mode Pro.
Di sisi lain, spesifikasi Xiaomi 13T juga terbilang tanggung. Bagi yang saat ini sudah pakai smartphone flagship dan penasaran dengan Leica Authentic, mungkin bersabar dulu menunggu kedatangan Xiaomi 14 hadir di Indonesia.
Pro
- Leica Authentic hadirkan ciri khas warna Leica
- Konfigurasi kamera kuat, dengan lensa wide, ultrawide, dan telephoto
- Ditenagai Chipset MediaTek Dimensity 8200 Ultra dengan memori lapang
- Layar kelas atas, AMOLED 12 bit 144Hz
Cons
- Desain layar masih datar
- Bukan chipset terkuat di kelasnya