Sharp Aquos R7s saat ini sudah beredar di Indonesia dan bisa dibeli secara online. Smartphone ini merupakan sebuah tonggak bersejarah bagi Sharp Indonesia dalam memasukkan perangkat komunikasi mereka. Tidak tanggung-tanggung, smartphone yang satu ini merupakan perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan sensor 1 inci buatan Sony.
Perangkat yang satu ini dijual dengan harga yang premium, yaitu sekitar Rp. 15.999.000. Sharp sendiri mengklaim bahwa ini adalah pertama kali mereka memasarkan smartphone di Indonesia. Bahkan dalam tahap percobaan ini, Sharp memiliki target penjualan yang hanya 400 unit saja.
Perangkat ini sudah mendarat di meja pengujian Hyperbit semenjak 2 minggu yang lalu. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Sharp Indonesia, Aquos R7s merupakan perangkat Aquos R7 tanpa menggunakan lisensi Leica. Entah apa yang berubah dari kedua perangkat tersebut, yang pasti saya tidak menemukan adanya filter Leica pada perangkat yang satu ini.
Layar juga menjadi salah satu poin penjualan dari perangkat yang satu ini. Sharp Aquos R7s menggunakan layar Pro IGZO OLED buatan mereka sendiri yang diklaim menggunakan daya lebih rendah dari para pesaingnya. Dan seperti layaknya sebuah smartphone flagship, perangkat ini sudah memiliki sertifikasi IP68.
Spesifikasi
Unit Sharp Aquos R7s yang saya dapatkan untuk review kali ini memiliki spesifikasi sebagai berikut
Spesifikasi | Sharp Aquos R7s |
SoC | Qualcomm Snapdragon 8 Gen 1 |
CPU | 1×3.00 GHz Cortex-X2 + 3×2.50 GHz Cortex-A710 + 4×1.80 GHz Cortex-A510 |
GPU | Adreno 730 |
RAM | 12 GB LPDDR5 |
Internal | 256 GB UFS 3.1 |
Layar | 6,6 inci 2730 x 1260 1-240 Hz OLED Gorilla Glass Victus |
Dimensi | 161 x 77 x 9.3 mm |
Bobot | 208 gram |
Baterai | 5000 mAh 27 watt charger Power Delivery |
Kamera | 47,2 MP / 11,8 MP utama, 2 MP depth, 12,6 MP Selfie |
OS | Android 13 |
Unboxing
Saat membuka paket penjualannya, tentu saja yang pertama dilihat adalah smartphone Sharp Aquos R7s. Di bawahnya akan didapat 3 aksesoris bawaan, seperti gambar di bawah ini
Desain
Pertama, mari kita lihat desain Sharp Aquos R7s pada bagian depannya dengan layar 6,6 inci yang memiliki resolusi 2730 x 1260. Sharp mengklaim bahwa layar ini memiliki refresh rate dinamis dari 1 Hz hingga 240 Hz dengan Pro IGZO OLED, buatan dapur mereka sendiri. Baterainya juga diklaim menjadi lebih irit berkat refresh rate dinamis ini.
Layarnya sudah dilindungi dengan Gorilla Glass Victus dan memiliki punch hole di bagian tengah atas untuk kamera selfie 12,6 MP. Dengan model flat seperti ini, membuatnya mudah dipasangkan tempered glass.
Pada bagian kanan perangkat ini terdapat tombol volume dan juga power. Untuk bagian atasnya terdapat port SIM, microSDXC, microphone, speaker, dan juga audio 3,5 mm. Untuk bagian bawahnya, bisa ditemukan microphone utama, port USB-C, dan speaker kanan.
Di bagian belakangnya, terdapat 1 bulatan besar yang merupakan kamera utamanya. Case bagian belakangnya terbuat dari kaca dengan Gorilla Glass Victus dan memiliki finishing matte. Hal ini tentu saja membuatnya sedikit licin. Frame-nya sendiri terbuat dari aluminium.
Aquos R7s memiliki pemindai sidik jari di bawah layar yang cukup unik. Saat mendaftarkan sidik jari, saya tidak perlu menyentuh layar dari berbagai sisi melainkan hanya satu kali saja. Kita bahkan bisa membuka layar dengan menggunakan 2 jari sekaligus.
Sistem operasi yang digunakan adalah Android 13 dengan antarmuka Aquos UX versi 13. Smartphone ini memang cukup bersih dari bloatware dan memiliki antarmuka yang tidak beda dengan Android basic. Oleh karena itu, yang paling banyak ditemukan pertama kali adalah aplikasi standar dari Google.
Kamera: Tidak ada Leica
Smartphone asal negara Jepang ini adalah yang pertama masuk ke Indonesia secara resmi dengan menggunakan sensor kamera 1 inci. Apalagi kalau bukan sensor buatan Sony dengan IMX 989 yang bisa mengambil gambar hingga 47,2 MP dan 11,8 MP saat quad bayer aktif. Uniknya, hanya terdapat 1 kamera pada bagian belakangnya yang berfungsi sebagai kamera utama dan memiliki pendamping kamera 2 MP untuk depth. Untuk kamera depannya memiliki resolusi 12,6 MP.
Sebagai informasi saja, perangkat yang satu ini memang tidak memiliki sertifikasi Leica. Hal tersebut karena lisensi Leica hanya untuk perangkat Sharp Aquos R7 yang beredar di Jepang saja. Namun Sharp mengkonfirmasi bahwa secara hardware, keduanya tidak memiliki perbedaan.
Lalu bagaimana dengan hasil kameranya? Walau memang menggunakan sensor 1 inci, Aquos R7s memang bukan lah sebuah perangkat yang bisa mengambil gambar foto yang lebih baik dari para pesaingnya dengan harga yang sama. Gambarnya bagus, namun tidak sebaik para pesaingnya.
Gambar yang dihasilkan kamera ini cenderung tidak terlalu tajam. Kecepatan rananya yang lebih lambat membuatnya kadang mengambil gambar buram, jadi kita harus benar-benar berhati-hati saat mengambil gambar. Namun, perangkat ini bisa menghasilkan foto bokeh yang bagus.
Selain itu, saya juga mengambil foto dalam mode ultrawide yang menghasilkan gambar yang sama. Tentunya karena hal tersebut dihasilkan dari kamera yang sama.
Kamera depannya juga menghasilkan gambar selfie yang sedikit lebih soft. Namun, beberapa detail seperti bulu akan tertangkap dengan cukup baik. Warna kulit yang dihasilkan pada kamera ini juga cukup bagus.
Kinerja
Dengan spesifikasi yang ada, tentu saja perangkat yang satu ini akan sangat nyaman untuk digunakan. Namun cukup disayangkan bahwa panas masih membayangi perangkat yang satu ini. Saat mengakses aplikasi sehari-hari, saya memang tidak menemukan adanya masalah pada suhu dan kompatibilitasnya.
Masalah datang pada saat melakukan instalasi Genshin Impact. Oleh karena harus melakukan download sebesar 22 GB, tentu saja perangkat saya charge agar tidak kehabisan baterai. Namun sayangnya, smartphone ini justru kepanasan sehingga harus melakukan shutdown.
Selepas itu, saya tidak memiliki masalah saat melakukan benchmarking. Memang, beberapa kali saya harus mendiamkan perangkat setelah beberapa kali benchmark karena panas yang membuat tidak nyaman. Tetapi, saya tidak menemukan adanya force shutdown karena kepanasan. Namun, beberapa kali perangkat ini memang mengalami throttling saat diuji.
Lalu bagaimana dengan Genshin Impact itu sendiri. Dalam pengujiannya, saya memakai setting paling tinggi dengan frame rate 60 fps. Walaupun perangkat ini beberapa kali throttling pada pengujian benchmark sintetis, namun framerate-nya stabil pada 59 fps. Saya juga tidak terlalu terganggu dengan panas yang ada sehingga cukup nyaman saat bermain.
Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya. Berikut adalah hasil pengujian game pada Sharp Aquos R7s:
Untuk baterainya sendiri, saya masih bisa menggunakannya hingga 14 jam pemakaian sehari-hari dengan sebagian besar layarnya yang menyala. Sayang memang, dengan menggunakan charger 27 watt, pengisian baterainya bisa memakan lebih dari 1 jam 15 menit. Tentunya baterai tersebut akan lebih cepat menurun jika perangkat ini digunakan untuk mengambil foto atau bermain game.
Kesimpulan
Bagi para penggemar fotografi, Sharp Aquos R7s memang terlihat sangat menarik. Hal tersebut karena sensor 1 inci yang digunakan pada perangkat ini bisa menghasilkan gambar yang baik. Layar yang dimiliki juga bagus sehingga memang membuat perangkat ini terasa premium.
Dengan Snapdragon 8 Gen 1 memang terasa memakai prosesor lama, namun kinerjanya bisa diandalkan. Sayang memang, panas yang dihasilkan seringkali membuat tidak nyaman dan merupakan salah satu kekurangan dari perangkat ini. Daya tahan baterainya juga cukup bisa diandalkan untuk seharian, namun memang pengisian ulangnya memakan waktu cukup lama.
Dengan harga yang cukup tinggi, mungkin akan membuat orang akan cukup berpikir untuk membeli perangkat ini. Walaupun begitu, dengan keunggulan yang ada dan kamera yang diusung, membuat perangkat ini memang menarik untuk beberapa pasar yang niche. Toh, Sharp juga tidak berharap menjual perangkat ini dengan sangat banyak karena masih mencoba pasar Indonesia.
Pros:
- Kinerja tinggi dengan Snapdragon 8 Gen 1
- Tampilan layar yang bagus
- OS bersih, nyaris tidak ada bloatware
- Kamera 1 inci untuk semua kebutuhan
- Responsif
Cons
- Harga terlalu mahal
- Panas yang ditimbulkan bahkan membuat restart
- Pengisian tidak cepat untuk perangkat flagship