NVIDIA kembali mencuri perhatian di Computex Taiwan dengan pengumuman serangkaian produk inovatif yang menjanjikan revolusi di industri kecerdasan buatan (AI) dan robotika. Acara ini, yang dihadiri oleh para mitra teknologi terkemuka, menjadi panggung bagi NVIDIA untuk memamerkan visi masa depan komputasi. CEO Jensen Huang mengungkapkan bagaimana perusahaan yang awalnya dikenal sebagai pembuat chip kini bertransformasi menjadi penyedia infrastruktur AI global. Berikut adalah sorotan utama dari pengumuman tersebut.
Computex berlangsung di Taipei, Taiwan, pada Mei 2025. NVIDIA juga mengumumkan pembangunan kantor baru, NVIDIA Constellation, di Beitou Shilin, menandakan komitmen jangka panjang di wilayah tersebut.
NVIDIA, yang telah menjalin hubungan erat dengan Taiwan selama tiga dekade, mengumumkan produk-produk baru seperti Grace Blackwell, DGX Spark, DGX Station, RTX Pro Enterprise, dan MVLink Fusion. Produk-produk ini dirancang untuk mempercepat pengembangan AI, robotika, dan komputasi perusahaan. Acara ini dihadiri oleh mitra seperti TSMC, Foxconn, ASUS, MSI, dan lainnya, menegaskan posisi Taiwan sebagai pusat ekosistem teknologi global.
NVIDIA menghadirkan berbagai produk baru di Computex 2025 yang berfokus pada AI, komputasi canggih, dan robotika. Salah satu inovasi utama adalah Grace Blackwell (GB300), sistem komputasi mutakhir yang menawarkan performa inferensi 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan pendahulunya. Dilengkapi dengan memori HBM yang ditingkatkan dan jaringan dua kali lebih cepat, sistem ini didinginkan secara cair untuk efisiensi optimal. GB300 dirancang untuk menggantikan superkomputer Sierra 2018 dan telah digunakan oleh penyedia layanan cloud seperti CoreWeave.
Selain itu, NVIDIA memperkenalkan DGX Spark dan DGX Station. DGX Spark adalah superkomputer AI berukuran kecil yang memberikan kekuatan komputasi hingga 1 petaflop dengan 128 GB memori, ideal untuk pengembang yang membuat prototipe AI. Sementara itu, DGX Station dirancang untuk lingkungan perusahaan dengan kemampuan menjalankan model AI besar, termasuk Llama 70B, hanya menggunakan daya dari stopkontak biasa.
Dalam kategori server, RTX Pro Enterprise dan Omniverse Server hadir sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan infrastruktur AI yang canggih. Dengan dukungan untuk aplikasi seperti VMware dan Kubernetes, server ini memungkinkan agen AI melakukan berbagai tugas, mulai dari pemasaran digital hingga desain chip. Dilengkapi dengan chip jaringan CX8, server ini menawarkan bandwidth tinggi untuk komunikasi antar-GPU.
NVIDIA juga merilis MVLink Fusion, teknologi yang memungkinkan integrasi CPU atau ASIC pihak ketiga dengan ekosistem NVIDIA, menghadirkan solusi AI semi-kustom. Mitra seperti MediaTek, Fujitsu, dan Qualcomm berpartisipasi dalam pengembangan teknologi ini, membuka lebih banyak peluang untuk inovasi.
Di bidang robotika, Jetson Thor dan Isaac Groot N1.5 menjadi sorotan. Jetson Thor adalah prosesor yang dirancang untuk mobil otonom dan robot humanoid, sementara Isaac Groot N1.5 kini tersedia secara open-source, memungkinkan pengembang melatih robot menggunakan simulasi berbasis Omniverse.
Terakhir, NVIDIA memperkenalkan AI Data Platform (IQ), sebuah sistem penyimpanan baru yang dirancang untuk kueri semantik berbasis AI. Dengan dukungan vendor seperti Dell dan NetApp, platform ini meningkatkan hasil pencarian hingga 50% berkat integrasi model AI seperti Llama Neimatron.
Huang pada Computex 2025 menekankan bahwa NVIDIA kini bukan sekadar perusahaan teknologi, melainkan penyedia infrastruktur AI global. Produk-produk ini mempercepat transformasi digital di berbagai industri, dari telekomunikasi hingga manufaktur. Misalnya, TSMC menggunakan library KU Litho untuk mempercepat pembuatan masker litografi hingga 50 kali lipat, sementara Foxconn dan lainnya membangun digital twin untuk mengoptimalkan produksi. NVIDIA juga berkontribusi pada AI lokal dengan rencana membangun superkomputer AI raksasa bersama Foxconn, TSMC, dan pemerintah Taiwan.