XL Axiata mengawali tahun 2024 dengan gemilang, mencatatkan kinerja solid di kuartal pertama (Q1) 2024. Perseroan meraih total pendapatan Rp 8,44 triliun, meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) mencapai Rp 4,45 triliun, naik 24%, dan laba bersih setelah pajak (PAT) melonjak 168% menjadi Rp 547 miliar.
Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, mengungkapkan, “Pencapaian ini istimewa karena kami berhasil meraih pendapatan data positif dibandingkan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan mempertahankan harga layanan, trafik data meningkat 3,2% dibandingkan Q4 2023 dan 18% dibandingkan Q1 2023, dan blended ARPU (average revenue per user) naik menjadi Rp 44 ribu, tertinggi dalam sejarah XL Axiata.”
Kinerja positif ini juga ditopang oleh optimalisasi biaya operasional (OPEX), termasuk menekan beban biaya-biaya operasional 8% dibandingkan Q4 2023. Penurunan signifikan terjadi pada beban penjualan dan pemasaran (sales and marketing) dan biaya infrastruktur.
Peningkatan penggunaan aplikasi MyXL dan AXISnet, dengan total pengguna aktif per bulan mencapai 30,3 juta, turut mendorong kinerja. Hal ini menunjukkan peningkatan pengalaman pelanggan dan pemahaman kebutuhan pelanggan.
Layanan konvergensi XL Satu menunjukkan peningkatan pesat, dengan jaringan konvergensi menjangkau 102 kota/kabupaten, penetrasi 79%, dan total pelanggan 252 ribu. Perseroan juga memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, personalisasi layanan, rekomendasi produk, optimasi lokasi BTS, dan efisiensi operasional.
Strategi personalisasi penawaran dan layanan menghasilkan peningkatan data net promoter score (NPS) dan mendorong penggunaan layanan, sehingga meningkatkan pendapatan. Strategi ini akan terus diterapkan di sepanjang tahun 2024.
XL Axiata juga terus membangun jaringan, dengan jumlah BTS meningkat 9,6% menjadi 163.106 unit, termasuk 107.906 unit BTS 4G. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 62% (fiberized).
Komitmen XL Axiata untuk meningkatkan kualitas jaringan tercermin dari alokasi belanja modal (Capex) Rp 8 triliun di tahun ini.
Posisi keuangan XL Axiata sehat, dengan utang bersih Rp 10,09 triliun dan rasio gearing net debt to EBITDA 2,52x. Perseroan tidak memiliki utang berdenominasi valuta asing dan menempatkan utang lebih besar pada suku bunga tetap. Free cash flow (FCF) meningkat 10% menjadi Rp 2,4 triliun.
Kinerja positif ini menunjukkan komitmen XL Axiata untuk terus berinovasi dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.