PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) menutup tahun 2024 dengan kinerja finansial yang mengesankan. Pendapatan perusahaan naik 6% year-on-year (YoY) menjadi Rp34,40 triliun, didorong peningkatan trafik data dan efisiensi operasional. Laba bersih melonjak 45% YoY ke Rp1,85 triliun, sementara EBITDA tumbuh 13% menjadi Rp17,88 triliun. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan bisnis di tengah tekanan ekonomi global.
Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata, menyebut digitalisasi infrastruktur dan peningkatan kualitas jaringan sebagai kunci keberhasilan. “Strategi fokus pada layanan data dan efisiensi operasional membuahkan hasil signifikan,” ujarnya.
XL Axiata berhasil menekan biaya penjualan dan pemasaran sebesar 15% serta biaya infrastruktur 2% melalui optimalisasi strategi. Penghematan ini sejalan dengan peningkatan penggunaan aplikasi MyXL dan AxisNet, yang kini memiliki 33,1 juta pengguna aktif bulanan—naik 100% dalam tiga tahun.
Data analytics menjadi tulang punggung inovasi layanan. Teknologi ini memungkinkan perusahaan menganalisis preferensi pelanggan secara real-time, meningkatkan Net Promoter Score (NPS), dan merancang penawaran yang lebih personal. Hasilnya, kontribusi layanan data mencapai 92% dari total pendapatan.
Pasca akuisisi Link Net pada 2022, XL Axiata memperkuat bisnis Fixed Mobile Convergence (FMC). Kolaborasi dengan FiberCo ini menambah 750 ribu pelanggan fixed broadband, menjadikan perusahaan sebagai pemain kedua terbesar di segmen tersebut. Jaringan FMC kini mencakup 127 kota/kabupaten dengan 6 juta homes passed.
Di sisi infrastruktur, total BTS mencapai 165.864 unit—4% lebih tinggi dari 2023. Sebanyak 63% di antaranya telah terfiberisasi, mendukung kualitas layanan 4G dan persiapan jaringan 5G. Belanja modal (Capex) tahun ini mencapai Rp7,4 triliun, dengan fokus pada modernisasi jaringan dan perluasan cakupan.
Aksi korporasi terbesar tahun ini adalah penggabungan XL Axiata dan Smartfren dalam entitas baru bernama XLSmart. Merger senilai Rp104 triliun ini diproyeksikan menghasilkan sinergi USD300-400 juta melalui integrasi jaringan dan optimalisasi sumber daya.
“XLSmart akan jadi kekuatan transformatif di industri telekomunikasi Indonesia,” tegas Dian. Penggabungan ini diharapkan mempercepat inovasi, perluasan konektivitas, dan penciptaan pasar yang lebih kompetitif.
Kinerja pada posisi keuangan XL Axiata tetap stabil dengan utang bersih Rp11,1 triliun dan rasio gearing 2,5x di tahun 2024. Free cash flow meningkat 20% menjadi Rp10,5 triliun, memperkuat kemampuan investasi jangka panjang.
Tahun 2025, perusahaan berkomitmen melanjutkan strategi digitalisasi, ekspansi FMC, dan integrasi pascamerger. Dengan basis 58,8 juta pelanggan dan ARPU Rp43 ribu, XL Axiata optimis mempertahankan momentum pertumbuhan di tengah persaingan industri yang ketat.