Tim GPUOpen dari AMD mengumumkan presentasi makalah terbaru mereka, “Neural Texture Block Compression” pada konferensi Eurographics Symposium on Rendering (EGSR) tanggal 2 Juli mendatang. Penelitian ini mirip dengan teknologi kompresi tekstur berbasis AI yang sebelumnya diumumkan Nvidia pada Mei lalu.
Penelitian AMD yang akan disampaikan S. Fujieda dan T. Harada ini berfokus pada “penggunaan jaringan saraf kecil untuk mengkompres tekstur gambar, sehingga mengurangi ukuran data.” Penelitian ini kemungkinan besar akan serupa atau memperluas konsep “Random-Access Neural Compression of Material Textures” dari Nvidia. Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan jaringan saraf untuk mengkompres gambar tekstur dalam permainan video, sehingga menghemat ruang penyimpanan tanpa mengurangi kualitas gambar secara signifikan.
Meskipun belum ada demonstrasi langsung dari AMD, Nvidia telah menunjukkan hasil menjanjikan dari penelitian kompresi tekstur berbasis AI mereka (NTC). NTC bekerja dengan cara “mengompres banyak tekstur material dan rantai mipmap mereka secara bersamaan, kemudian mendekompresinya menggunakan jaringan saraf yang dilatih untuk pola tertentu yang didekompresinya.” Dibandingkan kompresi blok “BC” tradisional, NTC menghasilkan gambar dengan definisi yang jauh lebih tinggi. Namun, NTC membutuhkan waktu pemrosesan yang lebih lama, yaitu 1,15 ms untuk merender tekstur 4K dibandingkan dengan 0,49 ms dengan kompresi BC.
We’ll present “Neural Texture Block Compression” @ #EGSR2024 in London.
Nobody likes downloading huge game packages. Our method compresses the texture using a neural network, reducing data size.
Unchanged runtime execution allows easy game integration. https://t.co/gvj1D8bfBf pic.twitter.com/XglpPkdI8D
— AMD GPUOpen (@GPUOpen) June 25, 2024
Pemilihan nama presentasi AMD, “Neural Texture Block Compression,” cukup menarik. Ini menunjukkan kemungkinan penggabungan antara kompresi blok tradisional yang digunakan dalam game saat ini dengan teknologi berbasis jaringan saraf masa depan. Apakah makalah ini akan memadukan kedua teknologi tersebut atau tetap menggunakan istilah “blok” untuk memudahkan pengenalan masih belum jelas.
Peran AI di dunia game dan grafis tampaknya semakin penting. CEO Nvidia, Jensen Huang, dalam sesi tanya jawab di Computex 2024, berbicara tentang masa depan AI dalam game (khususnya DLSS atau deep learning super sampling). Ia berharap teknologi DLSS dan sejenisnya tidak hanya meningkatkan kualitas grafis, tetapi juga membangun dunia game yang lebih kaya.
Huang menyampaikan bahwa DLSS pada akhirnya dapat sepenuhnya menghasilkan tekstur dan objek, serta menciptakan NPC AI baru. Teknologi FidelityFX Super Resolution dari AMD saat ini performanya tidak jauh tertinggal dari DLSS Nvidia. Oleh karena itu, presentasi AMD minggu depan kemungkinan akan menunjukkan seberapa dekat mereka dalam mengejar ketertinggalan performa perangkat lunak grafis dari Nvidia.
Sumber: Tomshardware