Dalam sebuah workshop baru-baru ini, tim PR Intel mengadakan diskusi mendalam mengenai konsep dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan dan optimalisasi AI PC (Artificial Intelligence Personal Computer). Pertemuan ini menyoroti pentingnya keseimbangan penggunaan CPU, GPU, dan NPU untuk menciptakan AI PC yang efektif dan efisien. Dino Strkljevic selaku Regional Director AI PC CCG Category Sales, APAC Japan and India Intel hadir sebagai narasumber dari workshop tersebut.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah pentingnya keseimbangan antara penggunaan CPU (Central Processing Unit), GPU (Graphics Processing Unit), dan NPU (Neural Processing Unit). Masing-masing jenis komputasi ini memiliki fungsi spesifik yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain. CPU dikenal karena kemampuan responsif tinggi untuk tugas-tugas bursty atau intensitas tinggi yang singkat. GPU unggul dalam konten kreasi dan multitasking, sementara NPU dirancang untuk tugas berkelanjutan dengan daya rendah seperti pengenalan wajah dan penghapusan latar belakang dalam aplikasi seperti Microsoft Teams.
Diskusi juga menyoroti beberapa mitos umum mengenai NPU dalam AIAI PC. Salah satu mitos yang sering muncul adalah anggapan bahwa keberadaan NPU saja sudah cukup untuk mendefinisikan AI PC. Padahal menurut tim Intel, AI PC yang hanya mengandalkan NPU tanpa melibatkan CPU dan GPU tidak akan mampu menjalankan banyak perangkat lunak secara optimal. “NPU membuat AI PC lebih efisien dalam tugas tertentu, tetapi peran CPU dan GPU tetap krusial untuk kinerja yang seimbang,” jelas Dino.
Intel juga memaparkan daftar perangkat lunak yang relevan dan dioptimalkan untuk AI PC, termasuk aplikasi populer seperti Microsoft Teams, Zoom, Adobe After Effects, dan banyak lagi. Mereka menekankan bahwa sebagian besar perangkat lunak ini tidak hanya menggunakan NPU, tetapi juga menggabungkan kemampuan CPU dan GPU untuk kinerja yang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai performa terbaik, perangkat lunak harus dioptimalkan untuk memanfaatkan seluruh jenis komputasi yang ada di AI PC.
Topik lain yang dibahas dalam rapat tersebut adalah TOPs (Trillion Operations Per Second) sebagai ukuran kinerja AI PC. TOPs sering digunakan sebagai metrik teoritis untuk menilai kemampuan AI PC. Namun, Dino menegaskan bahwa metrik ini tidak selalu mencerminkan kinerja dunia nyata.
“Kinerja sebenarnya tergantung pada bagaimana perangkat lunak dioptimalkan untuk menggunakan berbagai jenis komputasi,” kata Dino. Beliau juga mengingatkan bahwa tolok ukur kinerja yang realistis harus digunakan untuk menilai performa AI PC.
Intel mengungkapkan bahwa AI PC masa depan akan mendukung lebih banyak perangkat lunak dan fitur, berkat upaya berkelanjutan dalam pengembangan dan optimasi. Mereka bekerja sama dengan banyak ISV (Independent Software Vendors) untuk memastikan perangkat lunak dioptimalkan bagi AI PC. Upaya ini termasuk program akselerasi ISV dan mendukung lebih dari 500 model AI saat ini, termasuk dukungan hari pertama untuk peluncuran perangkat lunak utama seperti Microsoft.
Dalam acara tersebut, Intel juga menekankan pentingnya standar terbuka seperti OneAPI untuk mendukung berbagai jenis komputasi. OneAPI merupakan inisiatif yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak secara efisien di berbagai platform komputasi, termasuk CPU, GPU, dan NPU. Dengan standar terbuka ini, Intel berharap dapat mendorong inovasi dan kolaborasi di seluruh industri teknologi.