Bakal Luncurkan HarmonyOS Next, Huawei Siap Melepaskan Android

Dimas Galih Windudjati

Perusahaan teknologi Huawei berencana untuk meninggalkan sistem operasi Android dari Google sepenuhnya tahun ini. Mereka akan meluncurkan HarmonyOS Next, sistem operasi baru yang dikembangkan sendiri untuk mengatasi hambatan ekspor Amerika Serikat yang selama ini membatasi bisnis ponsel Huawei.

HarmonyOS Next akan hadir perdana pada ponsel flagship Huawei Mate 70 yang akan diluncurkan akhir tahun ini. Sistem operasi ini diklaim 3 kali lebih efisien dalam penggunaan memori dibanding HarmonyOS sebelumnya dan mendukung kecerdasan buatan langsung pada perangkat.

Bulan lalu, Huawei mengumumkan ekosistem HarmonyOS telah memiliki 4.000 aplikasi, termasuk platform Alipay dari Alibaba Group Holdings dan aplikasi McDonald’s. Huawei menargetkan jumlah aplikasi mencapai 5.000 hingga akhir tahun dan 500.000 dalam jangka panjang.

Xu Zhijun, chairman Huawei, menyebut HarmonyOS Next sebagai “prioritas utama” tahun ini dan mengatakan perusahaan akan “berinvestasi secara strategis” pada sistem operasi tersebut.

Sebelumnya, Huawei menggunakan Android untuk perangkat mereka. Namun, sanksi ekspor Amerika Serikat pada 2019 melarang Huawei mengakses komponen penting dari ekosistem Google, seperti Google Maps dan browser Chrome.

Hal ini mendorong Huawei beralih ke HarmonyOS mereka sendiri pada 2021. Meskipun dikembangkan Huawei, HarmonyOS masih berbasis Android, sehingga aplikasi yang dirancang untuk Android tidak dapat digunakan pada sistem operasi yang sama sekali tidak kompatibel.

HarmonyOS Next, yang dilaporkan dibangun sepenuhnya internal, menandai langkah maju yang signifikan dalam mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh sanksi Amerika Serikat.

HarmonyOS versi sebelumnya pada dasarnya diciptakan untuk aplikasi Internet of Things (IoT), dan dirancang untuk beroperasi pada perangkat seperti peralatan rumah tangga yang memiliki daya prosesor rendah.

“Dengan HarmonyOS Next, kami bertujuan mewujudkan jangkauan koneksi IoT dan fungsi pintar yang lebih luas,” kata perwakilan Huawei.

Huawei tampaknya juga mempertimbangkan bisnis mobil mereka dalam pengembangan OS ini. Selain memasok chip otomotif, Huawei telah bermitra dengan beberapa produsen mobil untuk merek kendaraan di bawah bendera Harmony Intelligent Mobility Alliance. Kendaraan tersebut menggunakan HarmonyOS untuk menangani fitur seperti AC dan musik.

Saat HarmonyOS diperkenalkan pada 2021, banyak perusahaan China yang awalnya masih ragu menggunakannya. Penjualan smartphone Huawei saat itu sedang menurun karena sanksi Amerika Serikat membuat mereka tidak dapat mengakses chip yang mendukung jaringan 5G berkecepatan tinggi.

Situasi berubah pada 2023 ketika penjualan smartphone Huawei kembali meningkat di paruh kedua tahun ini, dipicu oleh peluncuran Mate 60 Pro pada Agustus yang menampilkan chip buatan sendiri berkemampuan setara 5G.

Produk sukses lainnya pun bermunculan. Ketika Huawei mengumumkan peluncuran Pura 70 pada 18 April, pelanggan mengantre di toko utama mereka di Shenzhen untuk mendapatkan model baru tersebut.

“Smartphone saya saat ini adalah Huawei, dan yang berikutnya yang saya beli juga akan Huawei,” kata seorang wanita berusia 40-an di sebuah toko di pusat Guangzhou.

Perusahaan riset Kanada, TechInsights, memperkirakan Huawei akan menjual 10 juta unit ponsel Pura 70 tahun ini. Penjualan tersebut, dikombinasikan dengan Mate 70, diharapkan membawa perusahaan teknologi ini kembali ke puncak pasar smartphone China tahun ini setelah absen sekian lama.

Namun, masih ada ketidakpastian apakah HarmonyOS Next akan sukses bersamaan dengan rebound smartphone Huawei. Perusahaan perlu menulis ulang aplikasi mereka untuk sistem operasi baru, yang tentunya membutuhkan biaya yang besar.

Salah satu pemain kunci dalam menentukan keberhasilannya adalah perusahaan China Tencent Holdings. Tencent belum mengatakan apakah mereka akan memindahkan superapp WeChat mereka, yang memiliki lebih dari 1 miliar pengguna, ke OS baru.

WeChat memiliki fitur “mini program” yang memungkinkan pengguna mengakses layanan dari perusahaan lain di dalam aplikasi, seperti belanja online atau pesan antar makanan. Tencent dapat mengumpulkan informasi tentang penggunaan program mini ini, dan diyakini sedang berselisih dengan Huawei yang ingin mendapatkan lebih banyak data.

Sumber: Nikkei

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *