Performa Kirin 9030 Beredar di GeekBench

Peluncuran seri Huawei Mate 80 membawa serta debut chipset terbaru andalan Huawei, yaitu keluarga Kirin 9030. Chipset ini terdiri dari Kirin 9030 dan versi yang lebih bertenaga, Kirin 9030 Pro. Seperti biasanya, detail arsitektur, proses manufaktur, dan spesifikasi teknis mendalam dari chip ini sengaja dirahasiakan oleh Huawei.

Meskipun demikian, ada spekulasi kuat bahwa chipset ini kemungkinan besar masih mengandalkan proses manufaktur 7nm. Strategi Huawei tampaknya adalah “berlari kecil” dengan fokus pada perbaikan arsitektur inti. Ini adalah evolusi langsung dari pendahulunya, Kirin 9020. Mereka memilih jalur peningkatan desain mendalam sambil mempertahankan teknologi proses yang sama.

Huawei sendiri mengklaim adanya peningkatan performa yang cukup signifikan. Pemasangan Kirin 9030 dengan sistem operasi terbaru Harmony OS 6 disebut memberikan peningkatan performa sebesar 35% pada perangkat secara keseluruhan. Angka ini dibandingkan dengan perangkat yang menggunakan Kirin 9020 bersama Harmony OS 4.3. Sementara itu, varian tertinggi, Kirin 9030 Pro, menjanjikan lonjakan performa yang lebih impresif.

Chipset Kirin 9030 Pro diklaim mampu meningkatkan performa total hingga 42% ketika dipasangkan dengan Harmony OS 6. Tentu saja, faktor generasi sistem operasi yang berbeda turut memengaruhi angka peningkatan ini. Namun, hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa Huawei telah memaksimalkan optimasi perangkat keras. Mereka berusaha keras mencapai puncak performa yang bisa dicapai dengan proses manufaktur yang ada saat ini.

Lantas, seberapa jauh kemampuan Kirin 9030 Pro ini jika dibandingkan dengan chip global lainnya? Pertanyaan ini menjadi penting karena persaingan chipset smartphone sangatlah ketat. Seorang blogger teknologi membagikan data menarik dari uji coba benchmark yang dilakukan pada Kirin 9030 Pro.

Dari hasil pengujian Geekbench 6, Kirin 9030 Pro mencatat skor single-core 1742 poin. Untuk skor multi-core, chipset ini berhasil meraih 5238 poin. Perlu dicatat, pengujian ini dilakukan menggunakan aplikasi pihak ketiga, yaitu Zhuoyitong. Penggunaan alat pihak ketiga ini diklaim menyebabkan kerugian performa sekitar 10% karena keterbatasan software.

Jika angka-angka tersebut ditambahkan 10% untuk mengkompensasi kehilangan performa, skor Kirin 9030 Pro akan mendekati 2000 poin untuk single-core. Sementara itu, skor multi-core akan hampir mencapai 6000 poin. Angka performa yang terhitung tinggi ini menempatkan SoC tersebut setara dengan chipset kompetitor kelas atas.

Secara kasar, performanya sudah menyamai level Snapdragon 8 Gen 2. Chipset pesaing tersebut dirilis pada akhir tahun 2022 silam. Data ini memberikan sebuah gambaran yang cukup jelas mengenai posisi Kirin. Artinya, chipset Huawei yang paling kuat saat ini berada pada jarak sekitar tiga tahun dari chipset terkuat yang dimiliki pesaing.

Beberapa laporan industri juga memperkuat pandangan ini. Keterbatasan Huawei pada proses manufaktur 7nm membuat jarak teknis semakin lebar. Huawei menghadapi tantangan besar karena tidak bisa mengakses proses manufaktur paling canggih. Para ahli industri menyatakan bahwa Huawei telah melakukan peningkatan desain dan proses secara signifikan. Namun, mereka masih tertinggal sekitar tiga generasi teknologi dibandingkan Application Processor (AP) rancangan Apple dan Qualcomm.

Meskipun jarak ini ada, peningkatan performa 42% pada Kirin 9030 Pro tetap merupakan sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol. Ini menunjukkan kemampuan Huawei dalam melakukan optimasi di tengah keterbatasan teknologi. Huawei terus berusaha memeras setiap tetes performa yang mungkin dari teknologi 7nm. Konsumen akan melihat bagaimana performa ini diterjemahkan dalam pengalaman penggunaan sehari-hari.

Sumber: MyDrivers

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *