Pembaruan Windows 11 terbaru yang dirilis pada 12 Agustus 2025 memicu kekhawatiran di kalangan pengguna dan profesional IT. Update kumulatif KB5063878 untuk versi 24H2 (OS Build 26100.4946) dilaporkan menyebabkan gangguan serius pada SSD NVMe. Masalah muncul saat pengguna melakukan transfer file besar secara berkelanjutan, terutama di atas 50 GB.
Beberapa pengguna melaporkan bahwa SSD mereka tiba-tiba tidak terdeteksi oleh sistem. Drive menghilang dari Device Manager dan Disk Management, bahkan data SMART tidak dapat dibaca. Dalam beberapa kasus, file yang sedang ditulis menjadi rusak atau tidak dapat diakses. Reboot kadang mengembalikan drive, tetapi tidak menjamin data tetap utuh.
Masalah ini bukan sekadar crash biasa. Ini adalah regresi penyimpanan yang dipicu oleh interaksi kompleks antara sistem operasi, driver penyimpanan, dan kontroler SSD. Pengujian komunitas menunjukkan bahwa kontroler Phison menjadi salah satu yang paling terdampak. Namun, perangkat dengan kontroler lain juga menunjukkan gejala serupa.
Microsoft belum mencantumkan masalah ini sebagai isu resmi dalam halaman pembaruan KB5063878. Meski begitu, komunitas teknologi telah berhasil mereproduksi gejala ini secara konsisten. Beberapa model SSD yang terdampak termasuk Corsair Force MP600, Kioxia Exceria Plus G4, dan SanDisk Extreme Pro M.2 NVMe. Namun, tidak semua perangkat dengan kontroler yang sama mengalami gangguan.
Penyebab teknis diduga berasal dari perubahan perilaku buffering dan alokasi memori dalam sistem operasi. Ketika sistem menulis data dalam jumlah besar secara berurutan, kontroler SSD bisa gagal merespons dengan benar. Hal ini membuat sistem menganggap perangkat telah gagal, lalu menghapusnya dari daftar perangkat aktif.
Insiden ini mengingatkan pada kasus sebelumnya yang melibatkan Host Memory Buffer (HMB) pada SSD DRAM-less. Namun, kedua masalah ini memiliki akar penyebab yang berbeda dan tidak boleh disamakan. Dalam kasus HMB, vendor telah merilis pembaruan firmware untuk mengatasi gangguan.
Microsoft telah mengakui adanya masalah instalasi KB5063878 di lingkungan enterprise, khususnya melalui WSUS dan SCCM. Namun, belum ada pernyataan resmi terkait hilangnya SSD saat transfer besar. Hal ini membuat banyak administrator sistem memilih untuk menunda penerapan pembaruan tersebut.
Bagi pengguna yang sudah menginstal update, disarankan untuk segera mencadangkan data penting. Hindari transfer file besar dalam satu sesi, dan gunakan alat vendor untuk memeriksa versi firmware SSD. Jika drive sudah terdampak, reboot bisa menjadi langkah awal pemulihan. Namun, jika data sangat penting, pertimbangkan untuk menggunakan layanan pemulihan profesional.
Pengguna juga dapat menghapus pembaruan melalui menu pengaturan atau perintah DISM. Namun, rollback tidak menjamin pemulihan data yang sudah rusak. Oleh karena itu, backup tetap menjadi langkah paling aman sebelum melakukan pembaruan sistem.
Insiden ini menunjukkan pentingnya validasi menyeluruh sebelum merilis pembaruan sistem operasi. Dengan ekosistem perangkat keras yang sangat beragam, perubahan kecil dalam sistem bisa memicu bug tersembunyi di firmware. Komunitas teknologi berharap Microsoft dan para vendor segera merilis perbaikan dan daftar resmi perangkat yang terdampak.
Sementara itu, pengguna disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan dari sumber resmi. Jangan lakukan transfer data besar tanpa memastikan sistem dalam kondisi aman. Dalam dunia digital, kehilangan data bisa berarti kehilangan segalanya.
sumber: WindowsForum