Intel Perkenalkan Gaudi3, Chip Khusus untuk AI

Dimas Galih Windudjati

Raksasa teknologi Intel baru saja mengumumkan chip komputer terbaru mereka, bernama Gaudi3, chip kecerdasan buatan (AI) yang ditujukan untuk perangkat lunak generative AI. Gaudi3 rencananya akan diluncurkan tahun depan dan akan bersaing dengan chip sejenis dari kompetitor seperti Nvidia dan AMD yang selama ini mendominasi model AI besar dan membutuhkan daya listrik tinggi.

Melonjaknya model AI terkemuka seperti ChatGPT dari OpenAI yang memanfaatkan GPU Nvidia di cloud menjadi salah satu alasan tingginya minat investor terhadap Nvidia. Saham Nvidia naik hampir 230% sepanjang tahun ini, sementara saham Intel hanya naik 68%. Hal ini mendorong perusahaan seperti AMD dan kini Intel, untuk mengumumkan chip yang diharapkan dapat menarik perusahaan AI agar beralih dari dominasi Nvidia di pasar.

Meski detail mengenai Gaudi3 masih minim, chip ini akan bersaing dengan Nvidia H100, pilihan utama perusahaan yang membangun kumpulan besar chip untuk menjalankan aplikasi AI. Chip ini juga akan menjadi kompetitor bagi AMD MI300X yang akan mulai dipasarkan pada 2024.

Pengembangan chip Gaudi oleh Intel sendiri sudah dimulai sejak 2019, ketika mereka mengakuisisi pengembang chip Habana Labs. “Kami melihat antusiasme yang tinggi terhadap generative AI, bintang dari tahun 2023,” ungkap CEO Intel Pat Gelsinger di acara peluncuran di New York, di mana ia memperkenalkan Gaudi3 bersama chip lain yang berfokus pada aplikasi AI.

“Kami percaya AI PC akan menjadi bintang di tahun mendatang,” tambah Gelsinger. Hal inilah yang menjadi peran prosesor Core Ultra terbaru dari Intel yang juga diumumkan pada hari itu.

Prosesor Core Ultra dan Xeon Terbaru dari Intel

Selain Gaudi3, Intel turut mengumumkan chip Core Ultra yang dirancang untuk laptop dan PC Windows, serta chip server Xeon generasi kelima. Keduanya dilengkapi dengan komponen AI khusus yang disebut NPU, yang dapat digunakan untuk menjalankan program AI dengan lebih cepat.

Ini menjadi sinyal terbaru bahwa produsen prosesor tradisional, termasuk pesaing Intel seperti AMD dan Qualcomm, sedang menyesuaikan lini produk mereka dan mengingatkan investor akan potensi lonjakan permintaan chip akibat model AI.

Meski Core Ultra tidak akan memberikan daya yang sama untuk menjalankan chatbot seperti ChatGPT tanpa koneksi internet, chip ini mampu menangani tugas-tugas yang lebih ringan. Sebagai contoh, Intel menyebut bahwa Zoom menggunakan chip mereka untuk menjalankan fitur latar belakang buram. Chip ini dibangun menggunakan proses 7-nanometer yang lebih hemat daya dibanding chip sebelumnya.

Selain itu, chip 7-nanometer ini menunjukkan bahwa strategi Gelsinger untuk mengejar ketertinggalan dari Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) dalam hal kemampuan produksi chip pada 2026 masih berada di jalur yang tepat.

Core Ultra juga menawarkan kemampuan gaming yang lebih mumpuni dan kekuatan grafis tambahan yang dapat membantu program seperti Adobe Premier berjalan lebih dari 40% lebih cepat. Jajaran produk ini sudah tersedia di laptop yang mulai dipasarkan pada hari peluncuran.

Terakhir, prosesor Xeon generasi kelima dari Intel ditujukan untuk server yang digunakan oleh organisasi besar seperti perusahaan cloud. Intel tidak mengumumkan harga, namun harga Xeon sebelumnya mencapai ribuan dolar. Prosesor Xeon Intel sering dipasangkan dengan GPU Nvidia dalam sistem yang digunakan untuk pelatihan dan penerapan generative AI. Dalam beberapa sistem, delapan GPU dipasangkan dengan satu atau dua CPU Xeon.

Intel mengklaim bahwa prosesor Xeon terbaru ini akan sangat baik untuk inferencing, atau proses penerapan model AI, yang membutuhkan daya listrik lebih rendah dibandingkan proses pelatihan.

sumber: CNBC

gambar: Intel

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *