DolphinGemma dirancang untuk menganalisis rekaman suara lumba-lumba, seperti siulan, derit, dan dentuman. Teknologi ini membantu ilmuwan mengenali pola komunikasi dan memprediksi suara berikutnya yang mungkin dihasilkan lumba-lumba. Proyek ini menjadi langkah besar dalam memahami kehidupan sosial mamalia laut yang cerdas ini.
Lumba-lumba dikenal sebagai hewan sosial dengan sistem komunikasi kompleks. Peneliti dari WDP, yang fokus mempelajari lumba-lumba tutul Atlantik, telah merekam berbagai suara yang berkaitan dengan perilaku tertentu. Misalnya, siulan khas digunakan ibu lumba-lumba untuk memanggil anaknya, sedangkan suara “squawk” sering terdengar saat konflik. Ada pula dentuman klik yang muncul saat lumba-lumba sedang merayu atau mengusir hiu.
Data suara ini menjadi kunci untuk memahami bagaimana lumba-lumba berinteraksi. Namun, menganalisisnya secara manual memakan waktu lama. Di sinilah DolphinGemma berperan, mempercepat proses dengan mendeteksi pola yang tersembunyi dalam komunikasi lumba-lumba.
DolphinGemma bekerja dengan memproses ribuan rekaman suara yang dikumpulkan WDP. AI ini mencari urutan suara, seperti siulan yang diikuti derit, dan menghitung frekuensinya. Setelah memahami pola, model ini bahkan bisa memprediksi suara apa yang mungkin muncul berikutnya. Proses ini mirip seperti manusia belajar bahasa baru dengan mengenali pola kalimat.
Menurut laporan dari blog teknologi Google, DolphinGemma membantu ilmuwan mengungkap struktur komunikasi yang sebelumnya sulit dilihat. “Model ini memudahkan peneliti menemukan makna potensial dalam komunikasi alami lumba-lumba,” tulis mereka. Dengan bantuan AI, waktu analisis berkurang drastis dibandingkan metode manual.
Peran Google dan Kolaborator
Proyek ini lahir dari kolaborasi unik. Google menyediakan teknologi AI berbasis Gemma, model bahasa open-source mereka. Georgia Tech memberikan keahlian akademis, sementara WDP membawa data lapangan dari pengamatan lumba-lumba di alam liar. Kombinasi ini menghasilkan terobosan yang menjanjikan dalam penelitian mamalia laut.
Perayaan Hari Lumba-lumba Nasional awal bulan ini menjadi momen peluncuran proyek ini ke publik. Google berharap DolphinGemma tak hanya membantu ilmuwan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi lumba-lumba dan ekosistem laut.
Bayangkan jika suatu hari kita bisa “berbincang” dengan lumba-lumba seperti Dory dalam film Finding Nemo. Meski masih jauh, DolphinGemma membuka pintu menuju pemahaman lebih dalam tentang bahasa lumba-lumba. Di masa depan, teknologi ini mungkin bisa menerjemahkan suara lumba-lumba menjadi informasi yang lebih jelas bagi manusia.
Selain itu, proyek ini juga menunjukkan potensi AI dalam penelitian ilmiah. Dari mempelajari hewan hingga menjelajahi luar angkasa, kecerdasan buatan terus membuktikan dirinya sebagai alat yang tak tergantikan.
Sumber dan gambar: Google Blog