Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Huawei Indonesia menggelar BSSN-Huawei TechDay 2024 di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Mengusung tema “Yuk Bijak Berkomunikasi di Ruang Siber”, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi muda tentang keamanan siber dan pemanfaatan ruang siber secara bertanggung jawab.
Sekretaris Utama BSSN Y.B. Susilo Wibowo mengatakan, BSSN-Huawei TechDay merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara BSSN dan Huawei untuk menciptakan wadah edukasi dan sosialisasi pemanfaatan solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di lingkungan perguruan tinggi. “Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan mahasiswa terhadap ancaman serangan siber dan penyebaran konten negatif,” ujar Susilo.
Yenty Joman, Director of Government Affairs Huawei Indonesia, menambahkan, Huawei TechDay merupakan platform alih pengetahuan terkait kemajuan TIK dan antisipasi tantangan baru di masa depan. “Program ini berkontribusi dalam merealisasikan komitmen ‘Huawei I Do’ dalam menyiapkan 100 ribu talenta digital yang dicanangkan bersama Kantor Staf Presiden pada 2021 lalu,” ujar Yenty.
Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU., ASEAN Eng., mengatakan, kolaborasi ekosistem digital yang kuat tercermin dari kegiatan tersebut. “BSSN-Huawei TechDay memberikan kesempatan besar bagi civitas academica Universitas Mulawarman untuk menguatkan pengetahuan dan kewaspadaan dalam berkomunikasi di ruang siber,” kata Abdunnur.
Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., PH.D, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, mengatakan, peningkatan kapasitas dan kompetensi digital menjadi krusial di era revolusi industri keempat. “BSSN-Huawei TechDay 2024 berperan sebagai wadah sosialisasi dan peningkatan kewaspadaan pengguna internet secara luas,” kata Nizam.
Pada sesi Bedah Buku Komunikasi Siber, Ariandi Putra, S.I.Kom., M.Si., Juru Bicara BSSN sekaligus penulis buku Komunikasi Siber mengatakan, peralihan media komunikasi dari tradisional menjadi digital perlu diantisipasi. “Buku Komunikasi Siber ditulis untuk memberikan literasi digital kepada publik terkait perkembangan dunia TIK yang sangat cepat,” ujar Ariandi.
Buku ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian atas risiko dan peluang di ruang siber, terutama menjaga keamanan informasi dan bijak dalam memanfaatkan ruang siber dan media sosial.