Samsung terus memperkuat komitmennya dalam mendukung generasi muda Indonesia melalui dua program unggulan: Solve for Tomorrow dan Innovation Campus. Sejak 2019, ribuan pelajar dan mahasiswa telah mendapat pelatihan teknologi digital yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini.
Program Solve for Tomorrow merupakan ajang kompetisi berbasis STEM yang mendorong peserta menciptakan solusi dari masalah sosial di sekitar mereka. Sementara Innovation Campus fokus pada pelatihan intensif di bidang coding, IoT, dan kecerdasan buatan. Kedua program ini menjadi bagian dari strategi Samsung untuk mencetak talenta digital yang siap bersaing secara global.
Dalam pelaksanaannya, peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga mendapat mentoring langsung dari profesional. Mereka ditantang untuk menghasilkan prototipe yang berdampak nyata bagi masyarakat. Samsung juga menggandeng institusi pendidikan dan organisasi sosial untuk memperluas jangkauan dan keberlanjutan program.
Solve for Tomorrow pertama kali diluncurkan pada 2023 dan langsung menarik perhatian. Sebanyak 309 tim dengan lebih dari seribu peserta ikut serta. Program ini menggabungkan pelatihan design thinking, penerapan AI, dan pendampingan mentor. Tahun berikutnya, cakupan peserta diperluas hingga mahasiswa D3 dan S1.
Antusiasme terus meningkat. Pada 2025, jumlah pendaftar mencapai lebih dari 2.600 orang dari berbagai daerah. Mereka terbagi dalam dua tema utama: keberlanjutan lingkungan dan perubahan sosial melalui teknologi olahraga. Dari sini lahir ide-ide segar seperti konversi limbah plastik menjadi energi dan akses olahraga inklusif.
Di sisi lain, Innovation Campus telah menjangkau lebih dari 20.000 pelajar dan mahasiswa. Program ini juga melibatkan ratusan guru melalui pelatihan khusus untuk memperkuat kapasitas pendidikan digital. Setiap tahun, jumlah peserta terus meningkat, menunjukkan tingginya minat terhadap keterampilan teknologi.
Berbagai inovasi telah lahir dari kedua program tersebut. Di antaranya alat deteksi dini risiko kematian jantung, aplikasi pendeteksi karies gigi, dan sistem penerjemah bahasa isyarat berbasis AI. Tim dari Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada menjadi contoh sukses dari program ini.
Tim Daely dari BINUS University bahkan berhasil membawa inovasi mereka ke tingkat internasional. Mereka menciptakan sistem deteksi kantuk berbasis AI dan IoT untuk meningkatkan keselamatan berkendara. Inovasi ini meraih penghargaan di ajang Asia Pacific ICT Alliance Awards 2024.
Samsung menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi global untuk menciptakan masyarakat digital yang inklusif. Dengan 78% generasi muda Asia Tenggara telah memanfaatkan AI untuk belajar, Samsung melihat potensi besar yang bisa diarahkan untuk menciptakan dampak positif.
Menurut Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung Indonesia, perusahaan akan terus mendukung lahirnya inovator muda. Ia menegaskan bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi juga sarana untuk membawa perubahan sosial yang nyata.
Melalui Solve for Tomorrow dan Innovation Campus, Samsung membuktikan bahwa investasi pada generasi muda adalah langkah strategis. Program ini tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan, tetapi juga membentuk mereka sebagai pemecah masalah yang siap menghadapi tantangan masa depan.