Teknologi 5G tidak hanya meningkatkan kecepatan internet, tetapi juga membuka peluang baru bagi bisnis. Hal ini terungkap dalam Ericsson Mobility Report Business Review 2024, yang membahas strategi monetisasi 5G.
Laporan ini menunjukkan empat area peluang utama bagi penyedia layanan komunikasi (CSP) untuk mendorong pertumbuhan bisnis:
1. Enhanced Mobile Broadband (eMBB): Teknologi ini memungkinkan transmisi data dengan kecepatan jauh lebih tinggi dibandingkan 4G, meningkatkan efisiensi jaringan dan memberikan nilai yang lebih besar per dolar yang diinvestasikan.
2. Fixed Wireless Access (FWA) dan Wireless WAN: Akses broadband berkecepatan tinggi tanpa kabel ini menargetkan segmen perumahan dan perusahaan, menawarkan peluang bagi CSP dengan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) yang lebih tinggi. FWA saat ini berkontribusi sekitar 20-25% dari pertumbuhan pendapatan.
3. Solusi konektivitas yang berbeda: Termasuk jaringan privat untuk perusahaan dan pemanfaatan pembagian jaringan dari 5G standalone (SA) publik. Saat ini, lebih dari 40 CSP telah memulai penggelaran jaringan 5G SA.
4. Mendorong inovasi dan pertumbuhan ekosistem: Jaringan yang dapat diprogram (jaringan API) memungkinkan pengembang aplikasi untuk berinovasi dalam skala besar. API menawarkan insentif finansial bagi CSP, yaitu diskon 10-30% untuk membeli atau menyediakan langganan aplikasi dalam jumlah besar.
“Langkah pertama dalam perjalanan nilai 5G telah diambil, tetapi masih dalam tahap awal,” kata Fredrik Jejdling, Executive Vice President and Head of Networks, Ericsson. “Penting bagi penyedia layanan untuk memanfaatkan kemampuan jaringan 5G yang terus berkembang untuk menciptakan keunggulan baru.”
Hingga saat ini, sekitar 290 jaringan 5G telah diluncurkan secara komersial, dengan lebih dari 40 di antaranya menawarkan layanan 5G SA. Langganan 5G global telah mencapai 1,6 miliar, yang merupakan 18% dari seluruh langganan seluler.
Ericsson Mobility Report Business Review 2024 juga membahas peran 5G dalam meningkatkan produktivitas industri dan digitalisasi perusahaan. Jaringan 5G privat digunakan untuk program digitalisasi, dengan studi kasus menunjukkan peningkatan produktivitas sebesar 20% dan belanja modal yang lebih rendah sebesar 15% dibandingkan Wi-Fi.
“Kehadiran 5G tidak hanya akan meningkatkan kecepatan internet, tetapi juga membuka jalan bagi kemunculan aplikasi revolusioner (killer app) di berbagai sektor bisnis,” kata Krishna Patil, Head of Ericsson Indonesia. “Oleh karena itu, penting bagi para penyedia layanan komunikasi untuk mengimplementasikan jaringan 5G sebelum killer app ini tersedia.”
Laporan ini menunjukkan bahwa monetisasi 5G harus berkembang bersama dengan implementasi jaringan 5G. Pembuatan layanan yang fleksibel memerlukan eksperimen, adaptasi cepat, dan respons yang tanggap.
Dengan memanfaatkan peluang 5G, CSP dapat mendorong pertumbuhan bisnis dan membuka jalan bagi inovasi baru di berbagai sektor.