PT XL Axiata Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan (RUPST) dan Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 25 Maret 2025. Acara yang berlangsung di Jakarta tersebut menghasilkan sejumlah keputusan penting. Salah satunya, perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp 1,12 triliun kepada pemegang saham. Angka ini setara dengan 62% dari laba bersih setelah pajak dan hak minoritas untuk tahun buku 2024.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Rajeev Sethi. Ia menegaskan bahwa dividen kali ini menjadi yang terbesar dalam empat tahun terakhir. “Kami mengalokasikan 62% keuntungan untuk dividen sebagai bentuk terima kasih kepada pemegang saham,” ujarnya. Sethi menambahkan bahwa dukungan pemegang saham telah mendorong pertumbuhan perusahaan hingga kini.
Dividen yang disetujui pada RUPS XL Axiata 2025 mencapai Rp 85,7 per lembar saham. Jumlah ini berasal dari laba bersih tahun 2024 yang telah disesuaikan. Selain itu, rapat juga memutuskan alokasi Rp 100 juta sebagai cadangan umum. Sementara sisanya, yakni Rp 698,9 miliar, akan dimasukkan ke dalam saldo laba ditahan. Dana tersebut rencananya digunakan untuk mendukung pengembangan usaha ke depan.
Tak hanya soal dividen, RUPST juga mengesahkan perubahan susunan direksi. Dian Siswarini resmi mundur dari posisi Presiden Direktur serta bersamaan dengan itu, Abhijit Navalekar dan Rico Usthavia Frans juga mengakhiri jabatan mereka sebagai direktur. Rapat memberikan pembebasan tanggung jawab penuh kepada ketiganya atas kinerja selama menjabat. Pengunduran diri I Gede Darmayusa sebagai direktur pun disetujui, efektif saat penggabungan usaha berlaku. Rajeev Sethi, yang sebelumnya memimpin Robi Axiata Limited, ditunjuk menggantikan Dian Siswarini.
Sementara itu, RUPSLB yang digelar bersamaan membahas penggabungan usaha dengan PT Smartfren Telecom Tbk. Hasilnya, kedua perusahaan sepakat bergabung menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. Proses merger ini juga melibatkan PT Smart Telecom. Rancangan penggabungan telah dipublikasikan pada 11 Desember 2024. Nama baru perseroan ini menandai babak baru di industri telekomunikasi Indonesia.
Penggabungan ini turut mengubah struktur kepengurusan. Dewan komisaris kini dipimpin oleh M. Arsjad Rasyid sebagai Presiden Komisaris. Nama-nama seperti Vivek Sood dan Nik Rizal Kamil turut bergabung dalam susunan baru. Di jajaran direksi, Rajeev Sethi memimpin bersama sejumlah nama seperti Antony Susilo dan Merza Fachys. Perubahan ini berlaku efektif saat tanggal penggabungan ditetapkan hingga RUPST 2029.
Merger ini diharapkan memperkuat posisi perseroan di pasar telekomunikasi. Dengan gabungan kekuatan XL Axiata dan Smartfren, XLSmart menargetkan peningkatan layanan dan jangkauan pelanggan. Selain itu, perubahan pengendali perusahaan juga disetujui. Axiata Group Berhad tak lagi menjadi pengendali tunggal. Kini, mereka berbagi peran dengan PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi.
Rapat memberikan kuasa kepada direksi untuk menyelesaikan segala urusan terkait merger. Ini termasuk penandatanganan akta penggabungan dan perubahan anggaran dasar perusahaan. Pemegang saham yang tak setuju dengan merger juga diberi hak untuk menjual saham mereka dengan nilai wajar, sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Untuk pembagian dividen, direksi diberi wewenang untuk mengatur jadwal dan tata cara pembayaran. Proses ini akan mengikuti regulasi yang berlaku. Pemegang saham dapat menantikan distribusi dividen dalam waktu dekat. Keputusan ini menjadi sinyal positif bagi investor di tengah transformasi besar perusahaan.