Ternyata ada alasannya mengapa realme 14 Pro Series tidak masuk ke Indonesia. Alasannya adalah smartphone realme GT 7 series, yang salah satunya adalah GT 7T yang saya review kali ini. Seri smartphone yang satu ini memang cukup ditunggu oleh para pengguna realme di Indonesia.
Perangkat yang satu ini sudah sekitar 3 minggu ada di meja pengujian tim Hyperbit. Sepertinya, GT 7T memang dibuat untuk mereka yang ingin merasakan seri flagship dari realme, namun tidak memiliki dana lebih dari 7 jutaan. Pihak realme Indonesia pun mengklaim bahwa hanya prosesor dan kamera saja yang membedakan antara GT 7T dengan GT 7, walaupun saya tetap menemukan beberapa perbedaan. Secara spesifikasi sendiri, GT 7T memang lebih menarik dibandingkan dengan realme 14 Pro Plus 5G yang beredar di luar Indonesia.
Sebagai pemilik realme GT 6, menggunakan GT 7T memang tidak terasa seperti sebuah upgrade. Tentu saja karena menggunakan Dimensity 8400-Max yang sedikit lebih kencang dibandingkan dengan Snapdragon 8s Gen 3. Hal tersebut juga sedikit dirasakan pada saat mencoba AI nya. Walaupun begitu, bagi pemilik realme seri angka, tentu saja GT 7T akan menjadi sebuah upgrade yang cukup jauh dengan harga yang lebih terjangkau.
Satu hal lagi yang saya cukup kehilangan adalah kaca pada bagian belakang seperti yang ada di GT 6. Hal ini tentu saja bisa digunakan untuk mendapatkan selfie yang lebih baik dengan kamera utama. Hal tersebut hilang pada perangkat serti GT 7 ini.
Spesifikasi realme GT 7T
Unit yang saya dapatkan untuk review realme GT 7T kali ini memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Spesifikasi | realme GT 7T |
SoC | Mediatek Dimensity 8400-Max |
CPU | 1×3.25 GHz Cortex-A725 + 3×3.0 GHz Cortex-A725 + 4×2.1 GHz Cortex-A725 |
GPU | Mali G720 MC7 |
RAM | 12 GB LPDDR5x |
Internal | 256 GB UFS 4.0 |
Layar | 6,8 inci 2800 x 1280 120 Hz AMOLED ArmorShell Glass |
Dimensi | 162.4 x 76 x 8.3 mm |
Bobot | 202 gram |
Baterai | 7000 mAh 120 watt charger SuperVOOC |
Kamera | 50 / 12,5 MP utama, 8 MP Ultrawide, 32 MP Selfie |
OS | Android 15 realmeUI 6.0 |
Unboxing realme GT 7T
Selain smartphone-nya, paket penjualan mencakup berbagai aksesoris tambahan. Berikut ini adalah beberapa aksesoris yang bisa ditemukan didalam paket penjualannya.
Desain
Smartphone yang saya dapatkan memiliki warna dengan nama IceSense Black. Nama IceSense sendiri diambil karena realme mengklaim cover belakangnya terbuat dari bahan graphene dengan campuran fiberglass, sesuai tulisan yang ada di sebelah pulau kameranya. Seperti yang kita tahu, Graphene sering digunakan untuk menjadi sebuah pendingin karena memiliki konduktivitas thermal yang sangat tinggi. Hal ini membuat pelepasan panas dari SoC serta baterai menjadi lebih cepat dan memang membuatnya tidak terlalu panas.
Pulau kamera yang ada pada smartphone ini memiliki bentuk persegi pada bagian kiri atas belakangnya. Di dalamnya terdapat 2 bundaran samar serta sebuah lingkaran LED. Bundaran yang atas merupakan kamera utamanya serta yang bawah adalah kamera wideangle.
Dengan ketebalan 8,3 mm, smartphone ini bisa memuat baterai dengan kapasitas 7000 mAh. Layar depannya memiliki dimensi 6,8 inci dengan resolusi 2800 x 1280 AMOLED dengan pelindung yang mereka namakan ArmorShell Glass. Seluruh tubuh dari perangkat ini juga menggunakan proteksi yang sama dengan yang pertama hadir di realme Note 60, yaitu ArmorShell Protection. Walaupun menggunakan proteksi ArmorShell, realme tetap memberikan lapisan tahan gores pada layarnya.
Pada sisi sebelah kanan bisa ditemukan tombol power dan juga volume. Di sisi bawahnya akan ditemukan slot SIM, microphone, port USB-C, serta speaker. Untuk sisi atasnya bisa ditemukan speaker dan microphone ke 2, serta sensor infra merah. Pemindai sidik jari sendiri ada dibagian bawah layarnya.
Smartphone ini sudah menggunakan sistem operasi Android 15 dengan antarmuka realmeUI 6.0. Mengusung versi yang lengkap, perangkat ini sudah dibenamkan banyak fungsi AI seperti AI Gaming Coach, AI Travel Snap, AI Recording summary, Gemini Nano, dan lainnya. Terdapat pula fitur RAM expansion yang bisa meningkatkan cache hingga 12 GB sehingga RAM aslinya memiliki ruang simpan sementara lebih luas.
Review Kamera realme GT 7T
Realme GT 7T menggunakan kamera utama dengan sensor Sony IMX 896, membedakannya dari GT 7 yang memakai IMX 906. Kamera wideangle dari perangkat ini memakai sensor OmniVision OV08D10. Untuk kamera depannya, realme masih mempercayakannya kepada Sony dengan IMX 615.
Selain penggunaan sensor, ada satu fungsi AI yang hilang dari perangkat ini pada AI Editor untuk gambar. Realme mengatakan bahwa perangkat ini tidak memiliki perbedaan fungsi AI dengan GT 7, namun saat diperiksa, saya tidak menemukan AI Glare remover. Semoga saja fungsi AI-nya akan lebih lengkap lagi pada saat update firmware berikutnya.
Kamera utama dari perangkat ini menghasilkan gambar yang bagus, bahkan pada saat menggunakan digital zoom. Detail yang dihasilkan oleh kamera ini bagus dengan dynamic range dan warna yang cukup akurat. Walaupun detailnya akan sedikit turun pada saat malam hari, namun masih dapat digunakan untuk keperluan mencetak foto.
Hasil dari kamera ultrawide pada smartphone ini sedikit mengecewakan, terutama dalam penggunaan di malam hari. Hal tersebut memang bisa dimaklumi, mengingat realme menggunakan sensor 1/4″. Hasilnya memang kurang detail, namun realme mampu menghilangkan noise yang ada.
Kamera selfie-nya justru memiliki kinerja yang jauh lebih baik dari ultrawide-nya. Walaupun hasilnya cukup soft, namun detail yang dihasilkan cukup bagus dengan warna kulit yang pas.
Review Kinerja realme GT 7T: All Big Core yang Adem
Smartphone yang satu ini menggunakan SoC Mediatek Dimensity 8400-Max. SoC ini sendiri menggunakan 8 core Cortex A725 yang terbagi ke dalam 3 cluster, sehingga tidak memakai Cortex A520 yang merupakan prosesor rendah daya. Hal ini tentu saja menjamin bahwa setiap aplikasi dan game masa kini bisa dijalankan dengan lancar tanpa kendala, kecuali aplikasi 32 bit jaman dulu.
Jika berbicara mengenai game, perangkat ini bisa menjalankan hampir semua game dengan frame rate tinggi. Genshin Impact akan dengan mudah dijalankan pada setting paling tinggi (highest 60 fps) tanpa kendala. Game Delta Force Mobile pun bisa memakai 120 fps, walaupun hanya terdeteksi 60 fps pada setiap detektor framerate. Walaupun begitu, game DFM akan terasa sangat mulus jika Anda mainkan pada mode 120 fps dibandingkan dengan 60 fps.
Satu hal yang cukup disayangkan adalah perangkat ini masih memakai penyimpanan internal 256 GB, sementara pada harga ini para pesaing sudah menyediakan pilihan 512 GB. Untuk memorinya, RAM yang terpasang sudah memiliki kapasitas 12 GB dengan tambahan 12 GB lagi untuk memori virtual. Oleh karena RAM yang terpasang sudah cukup besar, saya masih menyarankan untuk mematikan RAM expansion, karena 12 GB cukup besar untuk total penyimpanan internalnya.
Penggunaan bahan Graphene dan Fiberglass memang pas untuk smartphone ini. Saya bisa bermain game selama beberapa jam tanpa mengeluh adanya panas. Tentu saja penggunaan kipas tambahan tidak lagi diperlukan mengingat panasnya dilepaskan dari seluruh tubuh belakang pada smartphone ini.
perangkat ini sudah di benchmark dengan beberapa aplikasi. Berikut adalah hasilnya
Seperti yang kita tahu, chipset Dimensity memang cukup tertinggal dalam urusan AI. Namun, kinerja keseluruhannya memang mampu bersaing dengan smartphone sekelas. Penggunaan All Big Core pada SoC ini menghasilkan kinerja yang tinggi yang bahkan hampir 2x lipat dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Dimensity 8200 Ultimate.
Dengan menggunakan PCMark Android, baterai pada perangkat ini bisa bertahan hingga 15 jam 45 menit. Namun pada pengujian video, perangkat ini bisa mencapai sekitar 25 jam 59 menit pada pengujian kami. Pengisian ulang dengan memakai charger bawaan 120 watt SuperVOOC mampu memenuhi baterainya dalam waktu 36 menit saja.
Kesimpulan
Realme kembali mengeluarkan smartphone flagship killer-nya di Indonesia dengan GT 7 Series. Seri ini tentunya memiliki sasaran pasar yang ingin sebuah smartphone flagship, namun tidak memiliki uang hingga hampir 20 jutaan. Realme GT 7T merupakan smartphone yang paling menarik dari seri ini, karena memiliki harga terjangkau dengan kinerja yang tinggi.
Penggunaan Mediatek Dimensity 8400-Max memang membuat perangkat ini bisa digunakan tanpa hadirnya lag. Dengan bahan case graphene, membuat perangkat ini sepertinya tidak memiliki panas yang mengganggu. Baterai 7000 mAh nya mampu menjamin penggunanya untuk tidak perlu lagi membawa power bank ke mana pun selama seharian. Mengisi baterai dengan 120 watt SuperVOOC akan penuh dalam waktu setengah jam lebih sedikit.
Kamera yang dimiliki juga bagus, dengan catatan menggunakan lensa utama dan selfie. Sepertinya realme masih harus melakukan tweaking untuk kamera ultrawide-nya karena memakai sensor yang kecil. Smartphone ini pun juga sudah memiliki AI yang cukup lengkap, sehingga mampu membantu pekerjaan para penggunanya.
Realme menjual GT 7T dengan satu-satunya varian, 12/256 GB dengan harga Rp6.999.000. Dengan harga tersebut, konsumen bisa mendapatkan smartphone dengan kinerja flagship yang memiliki baterai besar dan kamera yang cukup bagus. Cocok untuk mereka yang gemar bermain game dan mengambil foto selama seharian penuh tanpa power bank.
Pros
- Kinerja tinggi dengan Dimensity 8400-Max
- Daya tahan baterai yang bagus dan pengisian yang cepat
- Hasil kamera utama yang bagus
- Bahan Graphene pada back case membuatnya adem
- Build yang bagus dengan ArmorShell Protection dan Glass
- AI yang diberikan cukup melimpah
Cons
- Kamera ultrawide masih kurang bagus
- Walaupun lebih terjangkau, harganya masih cukup tinggi
- AI dijanjikan sama dengan GT 7, namun masih ada yang kurang