Niantic Spatial, Beralih Usaha dari Game ke AI Geospatial

Dimas Galih Windudjati

Niantic merupakan sebuah nama yang tak asing bagi penggemar game seperti Pokémon Go dan kini melangkah ke ranah baru yang lebih ambisius. Perusahaan yang dulu dikenal lewat game augmented reality (AR) populer seperti Pokémon Go, Ingress, dan Harry Potter: Wizards Unite, kini menjelma menjadi Niantic Spatial Inc. Setelah menjual divisi game-nya ke Scopely, Niantic kini fokus pada misi besar: menciptakan AI yang mampu memahami dunia nyata. Dengan suntikan dana 250 juta dolar AS, perusahaan ini siap mengubah cara manusia dan mesin berinteraksi dengan lingkungan fisik di sekitar mereka.

Bayangkan sebuah dunia di mana AI tak hanya memahami teks atau gambar, tapi juga ruang tempat kita berpijak. Niantic Spatial ingin mewujudkan hal itu melalui Large Geospatial Model, sebuah teknologi canggih yang memungkinkan mesin mengenali lokasi, objek, dan konteks di dunia nyata. Berbeda dengan peta digital biasa, model ini seperti peta 3D hidup yang terus belajar. Teknologi ini memungkinkan AI untuk tahu di mana sebuah benda berada, apa itu, dan bagaimana hubungannya dengan lingkungan sekitar. Misalnya, AI bisa membantu robot navigasi di gudang atau kacamata AR menampilkan informasi relevan saat kita berjalan di kota.

Platform Niantic Spatial menjadi tulang punggung misi ini. Platform ini menawarkan Visual Positioning System, teknologi pemetaan 3D canggih dengan Gaussian Splatting, dan berbagai alat pengembang (SDK). Teknologi ini sudah mulai digunakan di berbagai sektor, seperti logistik, real estate, manufaktur, hingga hiburan. Beberapa klien bahkan sudah menjalankan uji coba di lokasi spesifik, seperti gudang atau taman hiburan. Tujuannya sederhana tapi menantang: menciptakan AI yang tak hanya cerdas di layar, tapi juga di dunia nyata.

Niantic Spatial

Di balik ambisi ini, ada nama-nama besar seperti John Hanke dan Brian McClendon, dua pionir yang pernah membangun Keyhole, cikal bakal Google Earth dan Google Maps. Dengan pengalaman mereka, ditambah tim riset di London dan Oxford yang telah menghasilkan ratusan paten, Niantic Spatial punya bekal kuat untuk menjalankan visinya. Model geospasial mereka dibangun dari 30 miliar gambar beranotasi dari jutaan lokasi di seluruh dunia. Data ini jadi fondasi untuk melatih AI agar tak hanya pintar secara digital, tapi juga memahami ruang fisik secara mendalam.

Saat ini, Niantic Spatial fokus pada klien enterprise di area tertentu, seperti gudang atau lokasi hiburan. Namun, mimpi besarnya jauh lebih luas: menciptakan AI yang bisa mendukung teknologi masa depan, mulai dari kacamata AR hingga sistem otonom skala global. Ini bukan sekadar soal teknologi, tapi juga bagaimana AI bisa mengubah cara kita bekerja dan hidup. Sebagian besar aktivitas manusia masih terjadi di dunia nyata, bukan di layar ponsel. Niantic Spatial ingin memastikan AI bisa beradaptasi dengan realitas itu.

Sumber dan gambar: Niantic Spatial

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *