Hati-hati pada Skandal Penjualan Hard Drive Bekas Seagate

Dimas Galih Windudjati

Pada awal tahun ini, Seagate menghadapi skandal terkait penjualan hard drive bekas yang dijual sebagai produk baru. Penyelidikan oleh Heise mengungkap bahwa hard drive ini berasal dari pertambangan cryptocurrency Chia di Tiongkok. Temuan ini tidak serta merta membuktikan keterlibatan Seagate dalam penjualan produk bekas tersebut. Meski demikian, skandal ini memberikan gambaran lebih luas mengenai asal-usul hard drive yang tidak dibeli melalui jalur resmi.

Selama masa puncak pertambangan Chia, permintaan untuk hard drive melonjak, menyebabkan kekurangan dan kenaikan harga. Namun, seiring dengan menurunnya keuntungan dari penambangan Chia, banyak peternakan pertambangan menutup operasi mereka dan membanjiri pasar dengan hard drive bekas. Hard drive ini, yang telah digunakan selama 15.000 hingga 50.000 jam, diubah catatan internalnya agar tampak seperti baru.

Seagate telah menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam penjualan hard drive bekas dan telah meluncurkan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran. Seagate juga menawarkan alat untuk memeriksa apakah hard drive benar-benar baru atau bekas. Hingga saat ini, lebih dari 200 laporan terkait hard drive yang terpengaruh telah muncul di seluruh dunia, termasuk di Eropa, Australia, Thailand, dan Jepang.

Penjualan hard drive bekas pertama kali terungkap pada Januari, ketika diketahui bahwa hard drive Seagate Exos yang seharusnya baru ternyata telah digunakan ribuan jam. Parameter SMART dari hard drive mencatat penggunaan, tetapi parameter ini direset untuk menyembunyikan pemakaian sebenarnya. Analisis mendalam menggunakan query FARM (field-accessible reliability metrics) mengungkap riwayat operasional hard drive yang sebenarnya.

Beberapa pengecer yang terdampak merespons skandal ini dengan cara berbeda. Alternatif mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui hard drive tersebut bukan baru, dan mengimbau pelanggan untuk menghubungi toko jika menemukan hard drive bekas. Ada yang menyediakan halaman bantuan online, sementara ada pula yang menawarkan pengembalian dan penggantian gratis. Beberapa penjual menyatakan bahwa hukum garansi berlaku, sedangkan ada pula yang bersikeras memeriksa hard drive sebelum memberikan kompensasi.

Seagate sendiri telah menjauhkan diri dari masalah ini, menegaskan bahwa mereka hanya mendistribusikan hard drive baru yang asli. Mereka mengumumkan penyelidikan skala penuh dan mendesak pembeli yang terdampak untuk melaporkan kasus penipuan langsung ke [email protected]. Seagate percaya bahwa hard drive bekas dijual kembali sebagai baru di pasar sekunder sebelum mencapai konsumen.

Bagi pembeli yang khawatir dengan pembelian mereka, riwayat penggunaan hard drive dapat diverifikasi. Meski parameter SMART kadang tidak dapat diandalkan, waktu operasional yang sebenarnya dapat diperiksa menggunakan nilai FARM. Untuk melakukan ini, seseorang harus menggunakan aplikasi Smartmontools versi 7.4 atau lebih tinggi atau perangkat lunak Seatools milik Seagate.

Skandal ini memberikan pelajaran penting bagi konsumen untuk berhati-hati dalam membeli produk elektronik, terutama dari penjual yang tidak resmi. Dengan demikian, Seagate berharap dapat memperbaiki kerusakan reputasi dan kepercayaan konsumen yang telah tercoreng.

Bagi konsumen yang ada di Indonesia, penting pula saat melakukan pembelian hard drive bekas di toko ecommerce. Usahakan untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan aplikasi Seagate terlebih dahulu sebelum mengkonfirmasi barang sampai.

Sumber: Tomshardware

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *