Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 2 Gunakan Samsung 2nm

Dimas Galih Windudjati

Samsung Electronics kembali menorehkan langkah besar di bisnis foundry-nya. Divisi pembuatan chip tersebut kini bersiap memproduksi prosesor aplikasi (AP) 2 nanometer (nm) untuk Qualcomm, raksasa desain semikonduktor asal Amerika Serikat. Kerja sama ini menjadi angin segar bagi Samsung yang tengah berjuang memperbaiki kinerja foundry-nya. Dengan teknologi mutakhir, Samsung berharap bisa menarik perhatian perusahaan teknologi global lainnya. Menurut sumber industri per 29 April 2025, Samsung Foundry sedang menyelesaikan detail kerja sama dengan Qualcomm untuk memproduksi chip 2nm, yaitu Snapdragon 8 Elite Generasi 2.

Chip ini berperan sebagai otak pada perangkat pintar seperti smartphone. Rencananya, chip tersebut akan digunakan pada smartphone Galaxy yang dijadwalkan meluncur pada paruh kedua 2026. Proses desain chip selesai pada kuartal kedua 2025, dengan produksi massal dimulai pada kuartal pertama 2026 di pabrik canggih Samsung di Hwaseong, Korea Selatan.

Produksi chip ini akan menggunakan teknologi 2nm, yang lebih maju dibandingkan proses 3nm milik TSMC, pesaing utama Samsung asal Taiwan. Meski demikian, volume produksi awal diperkirakan hanya sekitar 1.000 wafer per bulan, jauh di bawah kapasitas 2nm Samsung yang mencapai 7.000 wafer per bulan. Ini menunjukkan bahwa kerja sama ini lebih bersifat strategis ketimbang mengincar keuntungan besar dalam jangka pendek.

Kerja sama dengan Qualcomm menandai kembalinya hubungan yang sempat terputus. Sejak 2022, Qualcomm beralih sepenuhnya ke TSMC untuk chip 4nm dan lebih kecil karena masalah produktivitas di lini produksi Samsung. Bahkan ketika Samsung memulai produksi 3nm pertama di dunia, Qualcomm tetap memilih TSMC. Akibatnya, Samsung Foundry mengalami kesulitan, dengan kerugian sekitar 2 triliun won pada kuartal pertama 2025 dan jarak pangsa pasar yang melebar hingga lebih dari 60% dari TSMC.

Kini, peluang emas ini menjadi titik balik. Selain chip 2nm untuk smartphone, Samsung juga memproduksi chip 4nm untuk headset realitas campuran (XR) Qualcomm, yang akan digunakan pada perangkat “Project Infinite” dari divisi Mobile Experience (MX) Samsung. Keberhasilan menangani proyek-proyek ini bisa menjadi bukti bahwa Samsung mampu bersaing di pasar foundry global.

Samsung Foundry, divisi manufaktur semikonduktor Samsung Electronics, adalah pemain utama dalam kerja sama ini. Qualcomm, yang merancang chip Snapdragon, menjadi mitra strategis. Chip yang dihasilkan kemungkinan besar akan memberi tenaga pada smartphone Galaxy, menunjukkan sinergi antara divisi foundry dan divisi ponsel Samsung.

Produksi chip Snapdragon 8 Elite dengan 2nm akan dilakukan di pabrik S3 Samsung di Hwaseong, yang dijadwalkan mulai beroperasi akhir 2025. Chip ini akan masuk ke pasar melalui smartphone Galaxy pada Juli atau Agustus 2026. Proses ini menunjukkan betapa cepatnya siklus inovasi di industri semikonduktor.

Meski volume produksi awal kecil, kerja sama ini memiliki dampak jangka panjang. Keberhasilan memproduksi chip mutakhir untuk Qualcomm bisa menjadi magnet bagi perusahaan teknologi besar lainnya. Industri memperkirakan bahwa pengalaman ini akan memperkuat posisi Samsung dalam negosiasi dengan pelaku otomotif untuk chip otonom. Semakin banyak mitra global yang bergabung, semakin cepat Samsung bisa pulih dari kerugian foundry-nya.

Seorang sumber industri menyatakan bahwa keberhasilan dengan Qualcomm bisa memicu minat perusahaan teknologi besar lainnya. Hal ini penting karena foundry bukan sekadar soal produksi, tetapi juga kepercayaan pelanggan. Dengan teknologi 2nm, Samsung menunjukkan bahwa mereka siap bersaing dengan TSMC di level tertinggi.

Meski optimisme meningkat, Samsung masih menghadapi tantangan. Produktivitas lini produksi dan tingkat keberhasilan (yield) 2nm harus terjaga untuk memenuhi standar Qualcomm. Selain itu, volume produksi yang kecil berarti kerja sama ini belum cukup untuk menutup kerugian finansial. Namun, langkah ini adalah fondasi untuk masa depan yang lebih cerah.

Samsung sendiri memilih bungkam soal detail kerja sama ini. “Kami tidak bisa mengonfirmasi informasi terkait pesanan pelanggan,” ujar perwakilan perusahaan. Sikap hati-hati ini wajar mengingat persaingan ketat di industri semikonduktor.

Sumber: SEDaily

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *