Google Blokir Custom ROM dan Custom Kernel

Dimas Galih Windudjati

Sepertinya ini merupakan berita buruk bagi para pengguna Custom ROM untuk Android. Google baru saja memperbarui mekanisme autentikasi di platform cloud-nya, yang berdampak pada pengguna ROM kustom. Google memasukkan beberapa nama kernel kustom yang populer, seperti Sultan dan Slutan, ke dalam daftar hitam, menyebabkan ROM tersebut kehilangan sertifikasi Google Play Integrity.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya Google untuk meningkatkan kontrol atas sistem Android dan memerangi pemalsuan perangkat. Dengan memasukkan nama kernel kustom ke daftar hitam, Google dapat mendeteksi dan memblokir perangkat yang menggunakan ROM yang dimodifikasi secara signifikan.

Menurut osm0sis pada forum XDA Developers, Google tidak berhenti di situ dan berencana untuk menambahkan lebih banyak nama kernel ke daftar hitam di masa depan. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan kesulitan bagi pengguna ROM kustom dan pengembang yang ingin memodifikasi sistem Android.

Beberapa nama kernel dan custom ROM yang sudah masuk daftar hitam antara lain:

  • AICP
  • arter97
  • blu_spark
  • cm
  • crDroid
  • crdroid
  • CyanogenMod
  • EAS
  • ElementalX
  • Elite
  • franco
  • Lineage
  • lineage
  • LineageOS
  • lineageos
  • Optimus
  • SlimRoms
  • Sultan
  • sultan

Termasuk LineageOS, penerus CM yang populer, juga terkena dampak dari kebijakan Google ini. Namun, osm0sis juga menyatakan bahwa ada beberapa custom ROM yang ternyata terhindar dari deteksi Google Play Integrity. Sayangnya, daftar tersebut tidak dikeluarkan oleh osm0sis.

Situasi ini diibaratkan sebagai permainan kucing-dan-tikus antara Google dan pengguna ROM kustom. Pengembang dapat memodifikasi nama kernel untuk menghindari deteksi Google, namun Google dapat dengan mudah menambahkan nama baru ke daftar hitam.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna custom ROM, karena hilangnya sertifikasi Google Play Integrity dapat menyebabkan beberapa aplikasi dan game tidak berfungsi dengan baik. Pengguna mungkin perlu menggunakan alat seperti PIF untuk mengatasi masalah ini.

Kebijakan Google ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, Google ingin melindungi pengguna dari perangkat palsu dan malware. Di sisi lain, pengguna custom ROM merasa hak mereka untuk memodifikasi perangkatnya dibatasi.

Belum jelas bagaimana Google akan menyelesaikan masalah ini. Namun, yang pasti, kebijakan ini akan terus menjadi perbincangan hangat di komunitas Android dan membuat beberapa pengguna was-was untuk melakukan modifikasi.

Sumber: CNBeta

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *