NVIDIA kembali menegaskan posisinya di dunia pendidikan melalui program Back to School. Kali ini, perusahaan teknologi global tersebut membawa jajaran laptop dan desktop GeForce RTX 50 Series langsung ke kampus. Universitas Bina Nusantara (BINUS) menjadi tuan rumah kegiatan yang memadukan demo teknologi, diskusi dengan akademisi, hingga presentasi inovasi mahasiswa.
Kehadiran GPU berbasis AI ini disebut sebagai peluang besar bagi mahasiswa. Perangkat dengan kemampuan komputasi paralel dapat mempercepat studi, mendorong kreativitas, sekaligus menghadirkan pengalaman gaming lebih imersif. Adrian Lesmono, Country Consumer Business Lead NVIDIA Indonesia, menyebut kehadiran GeForce RTX 50 Series sebagai bentuk dukungan nyata bagi generasi muda. Menurutnya, mahasiswa kini bisa belajar lebih cepat, berkarya lebih banyak, dan mengeksplorasi peluang tanpa batas.
Dalam lokakarya di Kampus Anggrek BINUS, tiga mahasiswa menampilkan proyek inovatif yang dikembangkan menggunakan teknologi RTX. Marvel, Dio, dan Derrick memperlihatkan bagaimana GPU bertenaga AI menjadi fondasi bagi aplikasi manajemen finansial, sistem keamanan kota pintar, hingga penerjemah bahasa isyarat ke suara. Inovasi ini tak hanya menarik perhatian audiens, tetapi juga menunjukkan potensi nyata pemanfaatan AI di ruang kuliah.
Sejumlah dosen turut berbagi pandangan terkait pemanfaatan AI dalam kurikulum. Gregorius Nathanael, dosen Ilmu Komputer BINUS, menegaskan pentingnya berkolaborasi dengan AI. Dalam demonya, analisis data komentar YouTube dengan GPU hanya memerlukan 17 detik, jauh lebih cepat dibanding CPU. Menurutnya, akselerasi ini bisa mengubah cara mahasiswa belajar dan meneliti.
NVIDIA tidak hanya membawa teknologi, tetapi juga menggandeng mitra industri untuk memperluas ekosistem. HP Indonesia memperkenalkan Victus Gaming Laptop 15 yang menawarkan keseimbangan harga dan performa. Acer menghadirkan Nitro dan Helios Neo seri terbaru yang ditenagai RTX 50 Series. Lenovo membawa seri LOQ dan Legion, sementara ASUS memperkenalkan laptop ROG untuk pelajar yang ingin menggabungkan produktivitas, kreativitas, dan gaming.
Bagi mahasiswa, perangkat ini menjadi semacam “pabrik AI mini” yang dapat digunakan langsung di kampus. Mereka bisa mengurangi ketergantungan pada pelatihan berbasis cloud yang mahal, sekaligus membuka peluang lebih luas dalam eksperimen riset. NVIDIA Studio juga hadir mendukung aktivitas kreatif, mulai dari rendering cepat hingga editing konten dengan bantuan AI.
Dennis Adhiswara, aktor sekaligus wirausahawan teknologi, hadir sebagai pembicara tamu. Ia menekankan bahwa AI seharusnya dilihat sebagai mitra, bukan ancaman. Menurutnya, teknologi ini memungkinkan siapa pun membangun startup dengan cepat, bahkan tanpa kemampuan coding mendalam. “Prototipe bisa diuji langsung ke masyarakat, tinggal temukan masalah nyata dan ciptakan solusi yang relevan,” ujarnya.
Selain riset dan eksperimen, perangkat RTX juga mendukung aktivitas harian mahasiswa. NVIDIA Broadcast misalnya, membuat panggilan video dan presentasi terasa lebih profesional dengan fitur penghapus bising hingga latar virtual. Di luar jam kuliah, mahasiswa bisa menikmati pengalaman gaming berkualitas tinggi dengan teknologi ray tracing dan DLSS 4.
Acara NVIDIA Back to School memperlihatkan bagaimana kampus menjadi lebih dari sekadar ruang belajar. Dengan dukungan industri, ia bertransformasi menjadi laboratorium inovasi. Kolaborasi NVIDIA dan BINUS membuktikan bahwa teknologi AI dapat dimanfaatkan langsung oleh mahasiswa untuk menciptakan solusi nyata dengan dampak luas.
Investasi semacam ini diyakini akan melahirkan talenta digital baru yang siap bersaing di kancah global. Bagi NVIDIA, langkah ini merupakan strategi jangka panjang untuk menumbuhkan pemimpin digital masa depan Indonesia. Sementara bagi mahasiswa, kehadiran GeForce RTX 50 Series bukan sekadar perangkat, melainkan pintu menuju masa depan teknologi yang lebih luas.