RISC-V Bisa Jalankan Load CPU, GPU, dan NPU Bersamaan

Dimas Galih Windudjati

Perusahaan X-Silicon Inc. (XSi) menciptakan arsitektur chip mikroprosesor RISC-V baru yang unik. Arsitektur ini menggabungkan inti CPU RISC-V dengan kemampuan vektor dan akselerasi GPU menjadi sebuah chip tunggal. Chip hibrida CPU/GPU ini dilaporkan akan menjadi open-source dan berstandar terbuka, sehingga siapapun dapat menggunakannya.

Chip ini dirancang untuk menangani berbagai fungsi, termasuk kecerdasan buatan (AI) yang biasanya membutuhkan CPU dan GPU terpisah. Hebatnya, chip ini diklaim dapat melakukan semua itu dengan cara yang jauh lebih efisien.

Berbeda dengan desain CPU dan GPU terpisah seperti pada Intel dan AMD, chip XSi ini justru mengintegrasikan keduanya ke dalam inti tunggal. Inti tersebut dirancang untuk menangani tugas-tugas CPU dan GPU secara bersamaan. Konsep ini sekilas mirip dengan proyek Larabee yang pernah dikembangkan Intel, namun dengan menggunakan instruksi RISC-V.

Arsitektur C-GPU milik X-Silicon ini menggabungkan akselerasi GPU ke dalam inti CPU vektor RISC-V. Arsitekturnya memiliki inti vektor RISC-V dengan FPU 32-bit dan ALU Scaler. Ia juga dilengkapi dengan Penjadwal Thread, Clipping Engine, Rasterizer, Unit Tekstur, Mesin Neural, dan Prosesor Pixel.

Secara teori, kemampuan chip hibrida XSi untuk menangani kode CPU dan GPU dalam inti yang sama menawarkan banyak keuntungan. Chip ini menggunakan instruksi set RISC-V (ISA) open-source untuk CPU dan GPU, sehingga hanya membutuhkan satu aliran instruksi. Hal ini berdampak pada penggunaan memori yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih baik karena tidak perlu ada penyalinan data antar ruang memori CPU dan GPU.

Inti CPU/GPU ini dapat digabungkan menjadi desain multi-core, memungkinkan produsen untuk meningkatkan daya pemrosesan sesuai kebutuhan. Dalam format multi-core, beberapa inti disusun dan dihubungkan menggunakan jaringan berkecepatan tinggi. Chip ini juga dilengkapi dengan cache SRAM atau eDRAM on-chip yang cepat, berfungsi sebagai cache L2 yang dapat mengumpulkan data dari banyak inti. Setiap inti dapat dijadwalkan untuk menjalankan grafis, AI, video, fisika, komputasi berperforma tinggi (HPC), atau beban kerja lainnya secara independen.

Dengan desain ini, arsitektur C-GPU X-Silicon berpotensi menjalankan semua jenis beban kerja CPU atau GPU. X-Silicon mengklaim telah berhasil menjalankan Vulkan API dengan “akselerasi GPU terpadu”. Ini seharusnya sangat membantu pengembangan dan penggunaan chip tersebut pada perangkat Android.

Keuntungan lain dari penggunaan RISC-V adalah tidak adanya biaya lisensi instruksi set, tidak seperti x86 dan ARM. Jika chip ini berfungsi sesuai harapan, ia dapat mengubah industri mikroprosesor.

Desain standar yang digunakan saat ini secara teori tidak sefleksibel atau sekuat yang diklaim X-Silicon. Meskipun demikian, apakah semua ini akan berjalan dengan baik dalam praktiknya masih harus kita lihat. Kita mungkin tidak perlu menunggu lama untuk mengetahuinya, karena kit pengembangan perangkat lunak (SDK) dilaporkan akan dirilis ke mitra awal pada tahun ini.

Sumber: Tomshardware

Gambar: X-Silicon dan Bing

Share This Article
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *